Kesehatan Mental Remaja Terganggu, Pandemi Berlanjut Bisa Memunculkan Kecemasan dan Kesepian

- 22 Februari 2021, 19:15 WIB
 Ilustrasi cemas.
Ilustrasi cemas. /Unsplash/Priscilla Du Preez

Masalah-masalah semacam itu bisa jadi badai untuk kesehatan mental remaja-remaja hari ini. Pandemi sudah berjalan hingga hampir satu tahun di Indonesia.

Baca Juga: Cara Mengatasi Masalah Psikologi yang Sering Terjadi pada Remaja

Beban-beban remaja masihlah sama seperti sebelum pandemi. Ada remaja yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pekerja kreatif, kerja di kantoran, membahagian orang tua, dan banyak lagi harapan-harapan kecil pembangun semangat hidup.

Munculnya Kecemasan dan Depresi

Umur-umur remaja 20 hingga 25 tahun merupakan umur yang cemerlang. Remaja pada rentang umur tahun itu sedang dalam masa ekspansi dalam hidupnya.

Mereka akan mengenal orang-orang baru, lingkungan baru, kegiatan baru, dan beberapa hal yang menyangkut sudut pandang, cara berpikir, serta memutuskan suatu hal.

Baca Juga: Daftar Olahraga Terbaik untuk Kesehatan Mental, Terjun Payung Paling Ekstrem

Secara pandemi, mungkin semua itu tidak benar-benar berhenti. Teknologi membantu kita berkomunikasi dengan orang lain.

Tapi masih ada pengalaman lama yang hilang, interaksi secara langsung dapat membuat orang lebih memperhatikan hal-hal kecil di sekitarnya dan mulai belajar memahami.

Masalah-masalah lain yang hadir saat pandemi menyebabkan munculnya ketidakpastian, lalu ada kecemasan serta perasaan kehilangan. Semua itu bisa berujung depresi dan membahayakan kesehatan mental remaja.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah