4 Tahapan Haid pada Wanita yang Perlu Diketahui, Begini Siklusnya

23 November 2020, 10:35 WIB
4 Tahapan Haid pada Wanita yang Perlu Diketahui, Begini Siklusnya /Pixabay/ Nastya_Gepp

RINGTIMES BALI – Setiap wanita yang sudah memasuki masa remaja akan mengalami yang namanya haid atau disebut juga dengan istilah menstruasi.

Normalnya, wanita akan mengalami menstruasi setiap bulan. Namun, rentang siklusnya bisa terjadi berbeda-beda. Biasanya, haid yang rutin terjadi sekitar rentang 21 hingga 35 hari sekali.

Di samping itu, terkadang siklusnya bisa terjadi lebih cepat ataupun lebih lambat pada wanita tertentu. Di sepanjang siklus yang terjadi terdapat beberapa proses yang terjadi secara bertahap di dalam rahim.

Baca Juga: 7 Larangan Saat Haid, Mana yang Sering Kamu Lakukan?

Siklus menstruasi adalah siklus yang tejadi setiap bulan yang ditandai dengan perubahan pada tubuh dan organ reproduksi wanita. Dalam prosesnya, siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu.

Setiap siklus menstruasi terjadi, sel telur akan berkembang dan dilepaskan dari ovarium. Dalam proses ini kemungkinan terdapat ada dua hal yang terjadi yaitu menstruasi atau kehamilan.

Kehamilan tidak akan terjadi, apabila sel telur tidak dibuahi sel sperma. Akibatnya, lapisan rahim yang mengalami penebalan akan meluruh melalui vagina sehingga terjadi proses menstruasi.

Baca Juga: 5 Mitos Menstruasi Ini Ternyata Salah, Ini Penjelasan yang Benar

Siklus menstruasi pada wanita terjadi dalam empat fase yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Lamanya setiap fase dapat berbeda dari satu wanita ke wanita lainnya, dan dapat berubah seiring waktu.

Dilansir dari laman Healthline, berikut penjelasan tiap fase menstruasi pada wanita yaitu,

  1. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi. Fase ini dimulai saat sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi.

Hal itu menyebabkan kadar hormon estrogen dan progesteron turun. Karena lapisan rahim yang mengalami penebalan tidak lagi dibutuhkan untuk mendukung kehamilan, akhirnya lapisan tersebut meluruh.

 Baca Juga: 7 Tips Jitu Mengatasi Kecemasan Saat Hamil, Simak Caranya

Meluruhnya lapisan rahim ini keluar dalam bentuk darah melalui vagina disebut dengan menstruasi. Dalam fase menstruasi ini rata-rata wanita dalam siklusnya selama 3 hingga 7 hari. Namun, pada beberapa wanita memiliki periode lebih lama dari yang lain.

  1. Fase folikuler

Fase folikuler dimulai pada hari pertama menstruasi (jadi ada beberapa yang tumpang tindih dengan fase menstruasi) dan berakhir saat wanita berovulasi.

Siklus ini dimulai ketika hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH).

 Baca Juga: 10 Buah yang Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Diantaranya Ialah Anggur

Hormon ini akan merangsang ovarium untuk menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel. Setiap folikel berisi telur yang belum matang.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang. Sisa folikel akan diserap kembali ke dalam tubuh Anda.

Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang menebalkan lapisan rahim. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio.

 Baca Juga: Bayi Pelangi Pasca Keguguran, Harapan bagi Ibu Hamil

Rata-rata fase folikuler pada wanita berlangsung selama sekitar 16 hari. Namun, proses ini dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari, tergantung pada siklus wanita tertentu.

  1. Fase ovulasi

Kadar estrogen yang meningkat selama fase folikuler memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Pada fase ini akan terjadi proses ovulasi.

Ovulasi adalah proses saat ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur mengalir ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.

 Baca Juga: 10 Manfaat Air Kelapa untuk Dikonsumsi Ibu Hamil

Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu selama siklus menstruasi ketika seseorang akan mengalami kehamilan apabila sel telur dibuahi.

Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika wanita memiliki siklus 28 hari. Sel telur akan bertahan hidup sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi.

Karena sperma bisa hidup hingga lima hari, kehamilan bisa terjadi jika seorang wanita berhubungan seks sebanyak lima hari sebelum ovulasi.

 Baca Juga: Tips Agar Persalinan Normal bagi Ibu Hamil, Berikut Caranya

  1. Fase luteal

Setelah folikel melepaskan telurnya, ia berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini akan  melepaskan hormon progesteron utamanya dan beberapa estrogen.

Peningkatan hormon ini membuat lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan sel telur yang telah dibuahi.

Apabila terjadi hamil, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan membuat lapisan rahim tebal.

 Baca Juga: Cara Pengobatan Morning Sickness Saat Hamil Secara Alami di Rumah

Akan tetapi, apabila tidak terjadi hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali. Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron, yang menyebabkan haid terjadi. Lapisan rahim akan terlepas selama menstruasi Anda.

Lapisan rahim yang menebal tidak lagi dibutuhkan, sehingga meluruh dan keluar dalam bentuk darah melalui vagina. Tidak darah yang keluar, terkadang lendir juga ikut keluar bersama darah tersebut.

Fase luteal berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Rata-rata panjang adalah 14 hari.

Dengan mengetahui tahapan-tahapan siklus menstruasi ini dapat membantu wanita untuk memprediksi kapan waktu terjadinya menstruasi di bulan berikutnya.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler