Pola Durasi Tidur Menentukan Risiko Serangan Jantung, Berapa Jam yang Baik?

26 November 2020, 15:45 WIB
Pola Durasi Tidur Menentukan Risiko Serangan Jantung, Berapa Jam yang Baik? ///Pixabay/mohamed_hassan/

RINGTIMES BALI – pada dasarnya pola tidur yang baik dapat mempengaruhi kinerja tubuh sehari-harinya baik fisik maupun mental. Hal tersebut termasuk mempengaruhi produktivitas, keseimbangan emosional, kesehatan jantung, berat badan, dan hal lainnya.

Seringkali tidur yang cukup dan tepat waktu akan dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar dan sehat. Tidur adalah istirahat yang paling baik untuk dilakukan bagi setiap orang.

Dalam seharinya, seseorang dengan rentang usia tertentu memiliki jumlah jam tidur minimum dan maksimum yang dianjurkan.

Baca Juga: Diego Armando Maradona Meninggal Akibat Henti Jantung, Begini Gejalanya

Dengan memperhatikan pola tidur yang baik bisa menurunkan risiko penyakit apapun yang menyerang tubuh. Salah satunya serangan jantung. Kurang tidur ataupun terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Menurut penelitian, durasi tidur dapat memengaruhi risiko seseorang terkena serangan jantung, terlepas dari faktor risiko jantung lainnya. Durasi tidur yang tepat dapat memberikan kualitas hidup yang baik

Menurut National Sleep Foundation (NSF), durasi tidur yang sesuai untuk kelompok usia tertentu, dipaparkan sebagai berikut:

Baca Juga: 8 Tips Penting Menjaga Jantung Agar Tetap Sehat, Salah Satunya Hindari Stres

  • Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): 14 hingga 17 jam setiap hari
  • Bayi (4 hingga 11 bulan): 12 hingga 15 jam
  • Balita (1 hingga 2 tahun): 11 hingga 14 jam
  • Anak-anak prasekolah (3 hingga 5 tahun): 10 hingga 13 jam
  • Anak-anak usia sekolah (6 hingga 13 tahun): 9 hingga 11 jam
  • Remaja (14 hingga 17 tahun): 8 hingga 10 jam
  • Dewasa (18 hingga 64 tahun): 7 hingga 9 jam
  • Orang dewasa yang lebih tua (lebih dari 65 tahun): 7 hingga 8 jam

Melansir Boldsky, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology, menganalisis kebiasaan tidur dari 461.347 orang berusia 40-69 tahun.

Penelitian ini juga memeriksa rekam medis individu, termasuk pola dan kebiasaan tidur mereka selama lebih dari 7 tahun serta hasil tes gen risiko.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Pria dan Wanita, Simak Penjelasanya

Para peneliti telah mengumpulkan data dan memahami bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena serangan jantung pertama dibandingkan dengan mereka yang tidur 6 hingga 9 jam.

Demikian pula, dengan kebiasaan orang yang tidur lebih dari 9 jam memiliki risiko 34 persen lebih tinggi terkena serangan jantung.

Beberapa bukti yang kuat dalam penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur yang baik adalah faktor kunci dalam hal kesehatan jantung dan ini berlaku untuk semua orang.

Baca Juga: Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Pria dan Wanita, Simak Penjelasanya

Apabila seseorang ingin mengoptimalkan gaya hidupnya, seseorang harus cukup tidur, tidak kurang ataupun tidur yang berlebihan. Karena faktor risiko gaya hidup, utamanya berkontribusi terhadap kesehatan jantung.

Faktor genetik adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung. Seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung dianjurkan untuk tidur teratur selama enam hingga sembilan jam setiap malam dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung.

Hasil temuan lebih lanjut menunjukkan bahwa durasi tidur hingga 6 hingga 9 jam per malam dapat mengurangi risiko serangan jantung pertama sebesar 18 persen pada orang-orang dengan kemungkinan tinggi terkena penyakit jantung karena struktur genetiknya.

Baca Juga: Pahami Gejala Serangan Jantung yang Berbahaya Serta Penyebabnya 2020

Tidur berlebihan dan kurang tidur dapat menekan tubuh dan fungsinya. Jumlah tidur yang tepat dapat membantu mengurangi risiko tertentu, bahkan untuk orang dengan risiko genetik untuk serangan jantung.

Kebiasaan tidur yang sehat dapat mempengaruhi kinerja dan suasana hati yang lebih baik. Demikian pula, kebiasaan tidur yang buruk mempengaruhi masalah kesehatan yang serius seperti sistem kekebalan yang lemah, peningkatan risiko penyakit pernapasan.

Selain itu, hal tersebut juga berdampak buruk pada berat badan, tingkat tekanan darah yang tidak teratur dan dapat mempengaruhi produksi hormon, termasuk hormon pertumbuhan dan testosteron pada pria.

Baca Juga: Penyebab Bau Mulut Mengganggu, Akibat Mulut Kering Hingga Gagal Ginjal

Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil penelitian yang meneliti pola tidur hampir 72.000 wanita menunjukkan bahwa wanita yang tidur 9 hingga 11 jam per malam, 38 persen lebih mungkin menderita penyakit jantung koroner dibandingkan wanita yang tidur 8 jam.

Beberapa tips untuk tidur yang baik menurut center for disease control and preventation (CDC) yaitu mengatur pola tidur yang nyenyak, mendapat cukup cahaya alami, terutama di pagi hari, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

Selain itu, lakukan olahraga harian yang cukup dan hindari berolahraga menjelang waktu tidur serta hindari makan dan minum, terutama alkohol dan makanan tinggi lemak dan kaya gula pada jam-jam sebelum tidur.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler