FKPT Bali Gelar Workshop Perempuan Agen Perdamaian Cegah Radikalisme dan Terorisme

- 12 September 2020, 07:00 WIB
Workshop Pelibatan Perempuan Agen Perdamaian Cegah Radikalisme dan Terorisme diakhiri dengan deklarasi bersama perempuan Bali cegah Terorisme
Workshop Pelibatan Perempuan Agen Perdamaian Cegah Radikalisme dan Terorisme diakhiri dengan deklarasi bersama perempuan Bali cegah Terorisme /

RINGTIMES BALI - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali Bidang Perempuan dan Anak menggelar workshop perempuan agen perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme yang bertempat di Harris Hotel Sunset Road pada Kamis, 10 September 2020 kemarin.

Kegiatan ini dihadiri dan dibuka secara resmi Direktur Pencegahan BNPT RI, Ahmad Nurwahid.

Hadir pula, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali yang juga menjabat sebagai Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, Forkompinda Provinsi Bali.

Kakanwil Kementrian Agama Provinsi Bali, Ditreskrim Polda Bali, Kepala BIN Provinsi Bali, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali dan OPD di lingkungan Provinsi Bali.

Baca Juga: BLT UMKM Diperpanjang Hingga 2021, Segera Cek Nama Penerima Subsidi BLT UMKM

Adapun kegiatan ini mengusung tema keterlibatan perempuan sebagai agen perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.

Selain itu, dalam kegiatan ini terdapat dua sesi diskusi dengan tiga narasumber antara lain Ketua Bidang Perempuan dan Anak, FKPT Bali, Dr I Gusti Ayu Putri Kartika membawakan materi “Potensi Radikalisme di Daerah”,

Direktur Pencegahan BNPT RI, Ahmad Nurwahid dengan materi “Bahaya Radikalisme dan Terorisme” dan Siti Hanifah dengan materi “Peran Perempuan dan Anak dalam Pencegahan Radikalisme”.

Baca Juga: Unik, MUI Minta Fatwa ke Satgas Covid 19. Ada Apa?

Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan I Gusti Agung Ngurah Sudarsana mengungkapkan, perempuan sebagai ibu rumah tangga mempunyai peran dan fungsi utama dalam kehidupan keluarga.

Selain itu, sosok perempuan sebagai ibu menjadi guru pertama yang akan mengajarkan putra-putrinya untuk tumbuh menjadi orang berkarakter sesuai dengan harapan masyarakat.

"Di lingkungan terkecil yang disebut keluarga benteng utama untuk menangkal radikalisme dan terorisme. Di sinilah letak peran strategis seorang perempuan sebagai ibu rumah tangga untuk membentengi keluarganya. Sehingga perempuan harus dibekali ilmu pengetahuan dan wawasan terkait bahaya radikalisme dan terorisme," ujarnya.

Baca Juga: Kota Bogor Tidak Ikut Perpanjang Masa PSBB Anies: Tidak Ada Kewenangan dari DKI

Lebih lanjut Sudarsana berharap, melalui kegiatan ini kaum perempuan terutama yang sudah terlibat organisasi perempuan agar memiliki pemahaman tentang bahayanya radikalisme dan terorisme.

Sementara Pemerintah Provinsi Bali, akan selalu memberikan dukungan kepada upaya-upaya pencegahan untuk mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan lokal maupun nasional yang akan berdampak positif untuk masa mendatang.

Hal ini sesuai dengan visi misi FKTP Provinsi Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan krama Bali yang sejahtera dan bahagia skala niskala.

Baca Juga: Bea Cukai Marunda Gagalkan Transaksi Online Rokok Ilegal

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT RI, Ahmad Nurwahid dalam sambutannya menyebutkan, munculnya radikalisme dan terorisme mengatas namakan agama adalah sebuah fitnah bagi agama tersebut.

Sedangkan nilai dan perilaku di dalam paham radikalisme dan terorisme sangat jauh menyimpang dari nilai-nilai agama.

Sehingga salah satu upaya mencegah radikalisme dan terorisme, masyarakat harus membina kerukunan umat beragama serta meningkatkan ketaqwaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha esa.

Baca Juga: Penggemar Harap Bersabar, Syuting Sekuel Spider Man Ditunda

Dimana, suatu tempat/daerah yang agamanya sangat menghormati budaya dan kearifan lokal, maka didaerah tersebut sangat kecil terpapar radikalisme dan terorisme.

"Mengapa di Bali sangat santai, sangat lembut? Karena di Bali sarat akan tradisi budaya, kearifan lokal dan leluhur. Karena Salah satu di antaranya karakter paham radikalisme ini anti budaya dan kearifan lokal serta anti tradisi," tandasnya. ***(Yani)

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x