Awalnya perlombaan hanya diikuti oleh beberapa kelompok kecil di internal sekaa (kelompok) Makepung. Tidak ada hadiah yang disiapkan, hanya untuk kesenangan dan hobi para pemilik kerbau jantan. Justru mereka rela mengeluarkan biaya yang cukup tinggi.
Baca Juga: Perkuat Advokasi, SMSI Bali Disarankan tak Rekrut Media Abal-Abal
Barulah tradisi Makepung ini dilirik pemerintah daerah untuk dilombakan dan menjadi agenda tahunan. Maka kemudian terbentuklah Makepung Bupati Jembrana Cup dengan memperebutkan tropi dan piala bergilir.
Baca Juga: Mimih Dewa Ratu, Bali Catat 86 Kasus Baru, Total Positif Capai 2.110
Sukses mengelar Makepung Bupati Jembrana Cup yang mampu menyedot banyak wisatawan lokal dan mancanegara, ajang pacuan kerbau ala Jembrana ini mulai ditingkatkan menjadi Makepung Gubernur Cup. Diprakarsai oleh Gumernur Bali Ida Bagus Mantra saat menjabat tahun 1978 hingga 1988.
Dari menjadi agenda tetap tahunan, baik itu Bupati Cup maupun Gubernur Cup. Tradisi Makepung di Jembrana mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan telah mendunia. Sejumlah negara di dunia mengakui tradisi Makepung ini milik masyarakat Jembrana.
"Sejak mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten, provinsi dan bahkan pusat, perkembangan sangat pesat. Anggota terus bertambah, sehingga Makepung dibagi menjadi dua blok atau kelompok, yakni blok Ijo Gading Timur dan Ijo Gading Barat," lanjut Mara.
Baca Juga: Ini Update Perkembangan Covid-19 Kota Denpasar
Namun sayangnya menurut Mara, Makepung Gubernur Cup sempat vakum hingga 10 tahun lamanya. Kebijakan untuk meniadakan Makepung Gubernur Cup saat Made Mangku Pastika menjabat sebagai Gubernur Bali.