Mengenal Lebih Dalam Tentang Tradisi Makepung di Jembrana

- 11 Juli 2020, 11:40 WIB
 Poto. Lomba Makepung/tradisi Makepung di Kabupaten Jembraba
Poto. Lomba Makepung/tradisi Makepung di Kabupaten Jembraba /

Baca Juga: Korban Kebakaran di Lelateng Ditengok Bupati Jembrana

"Tapi kadang juga para sekaa (kelompok) Makepung mengisi kepakuman dengan kegiatan latihan di sirkuit atau di pesisir pantai. Ini dilakukan untuk mempertahankan tradisi dan mengjindari kejenuhan," terang Mara.

Berbicara mengenai perlombaan Makepung, peserta yang ikut sama sekali tidak memikirkan hadiah atau imbalan. Melainkan hanya didasari semangat mempertahankan tradisi lelurur dengan semangat gotong royong dan persaudaran.

Jika dilihat dari hadiah setiap perlombaan, baik Bupati Cup maupun Gubernur Cup tidaklah sebanding dengan biaya yang dikeluarkan masing-masing peserta.

Baca Juga: Astaga, Ternyata Masih Ada Siswa di Bali yang Tercecer

Menurut Mara, biaya perawatan sepasang kerbau pacuan hingga sampai saat perlombaan bisa mencapai Rp 30 hingga Rp 40 juta untuk satu pasang kerbau, mulai dari biaya pakan, perawatan tubuh hingga perawatan kebugaran.

Namun untuk hadiahnya berupa piala bergilir dan tropi serta uang pembinaan. Itupun hadiah menjadi milik bersama (blok barat atau blok timur). Sejatinya bukan hadiah yang utama, tapi upaya mempertahankan dan mengembangkan tradisi dengan semangat gotong royong yang melandasi para sekaa Makepung.

"Jika perlombaan sudah tiba, semua peserta semangat mengikuti lomba. Tidak perduli berapa besar biaya yang telah mereka keluarkan. Yang penting hobi dan tradisi tetap terjaga," jelanya.

Baca Juga: Astaga, Ternyata Masih Ada Siswa di Bali yang Tercecer

Dalam menekuni tradisi Makepung ini menurut Mara, perlu ketelitian dalam memilih kerbau jantan. Tentunya tidak sembarang kerbau jantan bisa digunakan untuk lomba Makepung. Melainkan kerbau pilihan yang memiliki ciri khusus.

Halaman:

Editor: I Dewa Putu Darmada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x