Baca Juga: Sungguh Terlalu, Pegawai Kampus Curi Uang Ratusan Juta, Ludes Buat Judi Online
Sempat terjadi perdebatan dengan petugas karena Siti tetap ngotot tidak mau membayar, akhirnya petugas yang mendaftarkan Siti mengalah, mengatakan kepada petugas lain bahwa dia akan membayarkan pengobatan Siti. Namun poto copy KK Siti diminta dengan alasan akan dikordinasikan dengan pihak desa untuk pengurusan BPJS.
"Habis debat dengan petugas dan petugas katanya yang bayarkan, saya diperiksa uang cek tensi. Tapi saya ditakut-takuti dibilang tensi saya tinggi dan harus operasi sesar kalau mau melahirkan. Padahal saat tensi pertama dibilang normal," tungkasnya.
Kini Siti binggung karena jika melahirkan di Puskesmas tersebut harus bayar Rp 800 ribu, apalagi jika benar dia harus operasi sesar. Lagipula dia mengaku takut lagi kesana karena sudah mengadukan masalah tersebut kepada wartawan.
Baca Juga: Astafirullah, Lagi Satu PMI di Jembrana Positif Covid 19
Terkait hal tersebut, pihak Pukesmas 2 Jembrana belum bisa dikonfirnasi. Dicoba menemui Kepala Pukesmas, yang bersangkutan tidak berada di tempat karena sudah lewat jam dinas.
Sementara Plt Kadis Kesehatan Jembrana dr I Putu Suekantara melalui pesan WhatsApp (WA) mengatakan semestinya warga yang ber KTP Jembrana berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gtaris di Puskesmas maupun rumah sakit, hanya dengan membawa KTP dan kartu KK jika belum menjadi.peserta BPJS atau memiliki kartus Kis.
"Petugas pukesmas wajib juga menyarankan kepada pasien agar segera mengurus BPJS atau Kis, agar masyarakat paham," terangnya.