Ukraina telah menyatakan antisipasi terhadap proposal perdamaian tersebut tetapi mengatakan bahwa sebelum mengambil kesimpulan apapun, pertama-tama akan memeriksanya secara menyeluruh.
Menurut Financial Times, China berusaha untuk mencapai keseimbangan yang tidak nyaman dan menggambarkan dirinya sebagai kekuatan besar non-blok dalam perang yang paling tepat untuk menjadi pembawa damai.
Namun, WSJ mencatat bahwa beberapa tetap berhati-hati terhadap saran perdamaiannya karena kemitraan "tanpa batas" antara Rusia dan China.
Baca Juga: Tambang Batu Bara di China Runtuh, Telan 6 Korban Jiwa dan 47 Orang Belum Ditemukan
Pada periode awal konflik, China juga menolak untuk secara langsung mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, lebih memilih untuk mempertahankan posisi netral.***
Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.