Survei Perhimpunan Anak Korea dari September tahun lalu menunjukkan bahwa di seluruh negeri, hanya 36 persen rumah sakit yang cukup besar untuk melatih residen yang memiliki unit gawat darurat pediatrik 24 jam.
COVID-19 memberikan pukulan telak bagi dokter anak di mana-mana. Dokter anak mengatakan krisis telah terjadi selama dua dekade terakhir.
“Biaya untuk layanan pediatrik hampir sama sejak satu juta bayi lahir setahun," tutur Dr. Ma Sang-hyuk, yang telah bekerja sebagai dokter anak sejak 1995 di Rumah Sakit Fatima di Changwon, Provinsi Gyeongsang Selatan.
"Sekarang kurang dari 250.000 bayi lahir per tahun, Secara sederhana dihitung, ini berarti dokter anak sekarang dapat berharap untuk menghasilkan seperempat dari apa yang mereka hasilkan di tahun 1990-an,” sambungnya.
Baca Juga: Turis Cancel Wisata ke Ukraina, Devisa Semakin Turun
Hampir semua perawatan anak ditanggung oleh National Health Insurance Service di Korea, yang berarti bahwa dokter anak dibayar sebagian besar melalui biaya konsultasi pasien.
Dengan kata lain, berapa penghasilan seorang dokter anak bergantung pada berapa banyak pasien yang mereka temui.
Menurut statistik Kementerian Kesehatan untuk tahun 2010-2020, dokter anak secara konsisten mendapat peringkat terendah dalam hal pendapatan rata-rata di antara spesialis utama.
Pada tahun 2020, dokter anak menghasilkan rata-rata 134 juta won ($102.700) per tahun, lebih dari 100 juta won kurang dari pendapatan tahunan rata-rata semua dokter lintas spesialisasi.
Baca Juga: Turki Kembali Diguncang Gempa 6,2 SR, Indikasi Turis Asing Menghindarinya?