RINGTIMES BALI - Penyakit tuberkulosis (TBC) dibahas untuk pertama kalinya dalam perhelatan G20 di Indonesia.
Hal ini disampaikan Deputy Director Stop TB Partnership Dr. Suvanand Sahu dalam rangkaian G20 'The 2nd Health Ministers Meeting (HMM)' pada Kamis, 27 Oktober 2022 di Jimbaran, Bali.
"Presidensi Indonesia menjadi unik karena untuk pertama kalinya di G20, TBC diberikan diberikan tempat. Kita perlu ingat TBC bisa dicegah, didiagnosis, dirawat, dan disembuhkan," ujarnya.
Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19, Stop TB Partnership harus mempercepat penanganan TBC.
Baca Juga: Pemkab Bangli Adakan Bimtek Pengembangan Kelurahan/Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia dr. Nurul Luntungan menyebutkan bahwa percepatan ini juga dilakukan agar orang yang terkena infeksi tidak menyebarkannya pada orang lain.
"Kalau ada orang yang tidak terdeteksi, ini akan membuat penanganannya lebih panjang dan sulit. Penanganan yang lambat juga akan berdampak pada biaya yang semakin tinggi," ungkapnya.
Di Indonesia, penanganan TBC juga dilakukan dengan penyaluran bantuan dana yang berasal dari global fund dan pengadaan 1.700 mesin ke sejumlah puskesmas maupun rumah sakit di Indonesia.
Lebih lanjut, pembahasan TBC telah dibahas dalam beberapa diskusi dan pertemuan dalam lingkup 2nd HMM.
Baca Juga: 4 Ribu Pasien TBC Dapat Bantuan Dana, Ketua Stop TB Partnership: Diperjuangkan Juga Bansos