Warna merah (Brahma dengan aksara Ang) merupakan pencipta dikenakan destar/udeng merah, warna hitam (Wisnu dengan aksara Ung) dikenakan kamen hitam, warna putih (Siwa dengan aksara Mang) dikenakan baju putih.
Sedangkan sesaputan poleng merupakan representasi dari dua sifat yang berbeda atau bertolak belakang yang dilambangkan dengan warna hitam dan putih.
Konsep ini melambangkan keseimbangan alam seperti adanya atas dan bawah, kanan dan kiri, benar dan salah, dan lain sebagainya.
Selain itu, warna poleng juga merupakan representasi dari simbol warna selaku panjak Ida Sesuhunan di Luhur Batukau, yang merupakan pengingat bhakti kita sebagai warga Tabanan.
Karena Tabanan merupakan wewidangan Gunung Batukau yang merupakan sumber kehidupan dan kemakmuran bagi masyarakat Tabanan.
Untuk dipahami, warna Tri Datu adalah warna membumi yang ada di Bali serta warna yang dianggap sakral, mulia, dan bersih.
Konsep Tri Datu yang dikenakan dapat memberi kesan siap kembali bekerja dengan hati yang ikhlas, kesederhanaan, semangat baru serta awal yang baru.
Tidak hanya itu, Tri Datu juga dapat memberi makna persamaan dan persatuan meski berbeda kompetensi dan latar belakang.