Masyarakat Desa Adat Intaran Denpasar Pasang Sejumlah Baliho Tolak Terminal LNG

- 6 Juli 2022, 11:30 WIB
Pemasangan baliho penolaka Terminal LNG  dilakukan serentak oleh masyarakat Desa Adat Intaran.
Pemasangan baliho penolaka Terminal LNG dilakukan serentak oleh masyarakat Desa Adat Intaran. /ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

 

RINGTIMES BALI – Pemasangan baliho yang berisi penolakan terhadap proyek Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) pada hari Selasa di Denpasar dilakukan oleh masyarakat Banjar Bet, Desa Adat Intaran.

I Made Suda selaku Kelian Adat Banjar Bet mengatakan bahwa pemasangan baliho dilakukan di tujuh tempat yang ada di pesisir Desa Adat Intaran.

Kegiatan tersebut secara serentak dilakukan dalam rangka menolak proyek Terminal LNG yang direncanakan akan dibuat di kawasan mangrove Muntig Siokan.

Dilansir dari Antara Bali, sebelumnya masyarakat sudah memasang total lima baliho di beberapa sudut jalan di Desa Adat Intaran.

Baca Juga: DPRD Bali Masih Kaji Lokasi Proyek Terminal LNG: Protes Masyarakat Tentu Kami Dengarkan  

Untuk saat ini pemasangan baliho kembali dilakukan di Banjar Sindhu Kaja, Sindhu Klod, Batu Jimbar, Semawang, Bet Ngandang, Blanjong, dan Tanjung.

Kelian Adat Banjar Bet mengatakan masyarakat di daerahnya akan tetap berkomitmen menolak proyek pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove Muntig Siokan.

Masyarakat menganggap bahwa proyek tersebut berpotensi akan merusak terumbu karang dan biota laut yang ada di sana.

Selain itu, sebagian besar masyarakat Banjar Bet bekerja di pesisir pantai sebagai pedagang, nelayan dan pekerja sektor pariwisata.

Baca Juga: Ketua DPRD Provinsi Bali Angkat Bicara Terkait Masalah LNG dan Jalur Hijau di Bali

Potensi abrasi yang diakibatkan oleh proyek tersebut akan dapat merugikan dan berdampak secara langsung bagi masyarakat.

Suda mengatakan sebanyak 147 kepala keluarga di daerah tersebut telah setuju untuk menolak proyek pembangunan Terminal LNG dan berharap proyek tersebut kembali pada rencana awalnya di Pelabuhan Benoa.

Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati selaku Wakil Gubernur Bali mengatakan bahwa masalah tersebut masih dalam proses pengkajian. Namun, masyarakat berpendapat bahwa pengkajian ulang bukan merupakan solusi yang dibutuhkan.

Suda mengatakan jika masyarakat sebenarnya tidak menolak Terminal LNG karena energi bersih akan membawa dampak positif untuk lingkungan, namun lokasi pembuatannya yang menjadi masalah.

Baca Juga: Warga Desa Adat Intaran Sanur Tolak Lokasi Terminal LNG di Kawasan Mangrove Denpasar

"Tentu kami akan menyampaikan kepada masyarakat karena ini adalah komitmen kami untuk menolak, itu jelas akan merusak lingkungan dan berdampak pada masyarakat kami," kata Suda.

Masyarakat di Desa Adat Intaran sampai saat ini masih melakukan penolakan terhadap proyek Terminal LNG. Baliho dan pakaian yang digunakan dalam kegiatan tersebut didapat dari masing-masing warga yang berpartisipasi atas dasar suka rela.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Antara Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x