Warga Desa Adat Intaran Sanur Tolak Lokasi Terminal LNG di Kawasan Mangrove Denpasar

- 20 Juni 2022, 07:15 WIB
Warga desa adat Intaran Sanur lakukan aksi penolakan terkait lokasi pembangunan Terminal LNG di kawasan Mangrove, Muntig Siokan, Denpasar.
Warga desa adat Intaran Sanur lakukan aksi penolakan terkait lokasi pembangunan Terminal LNG di kawasan Mangrove, Muntig Siokan, Denpasar. /Ni Putu Putri Muliantari/Antara/

RINGTIMES BALI – Warga Desa Adat Intaran Sanur melakukan pemasangan baliho sebagai wujud penolakan tentang lokasi pembangunan Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) di kawasan Mangrove, Muntig Siokan, Denpasar.

Aksi tersebut dilakukan warga Intaran pada Minggu, 19 Juni 2022 dengan menggunakan pakaian adat ringan, atasan berwarna putih.

“Kita harus paham dengan adanya Terminal LNG di kawasan Mangrove akan mengorbankan terumbu karang,” ucap I Gusti Agung Alit Kencana selaku Bendesa Adat Intaran disela orasinya dikutip dari Antara.

Baca Juga: Sekaa Teruna Dharma Laksana Tampilkan Janger Tradisi Njung Slaka di Pagelaran PKB

Ketika ratusan warga Intaran melakukan pemasangan baliho penolakan, Bendesa Adat memastikan tujuannya bukan untuk melawan pemerintah.

“Yang menjadi penolakan adalah lokasinya, LNG itu bagus energi bersih, tapi seharusnya di Benoa. Kami tidak pernah melawan pemerintah selama sejalan dengan alam,” katanya.

Dalam orasinya, ia menyebutkan bahwa masyarakat belum lama melakukan penanaman terumbu karang dan mangrove saat GPDRR pada Mei lalu.

Baca Juga: PT PLN Dukung UMKM Bali Gunakan Gerobak Listrik Ramah Lingkungan

Ia mengetahui rencana Presiden Joko Widodo yang akan melakukan penanaman mangrove seluas 600 ribu hektare dalam rangka Presidensi G20 di Bali.

Rencana pemindahan lokasi Terminal LNG tersebut dari semula di Pelabuhan Benoa, dinilai memberikan dampak negatif khususnya pariwisata di Muntig Siokan.

Halaman:

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x