Tampil di Pesta Kesenian Bali, Joged Bumbung Beri Edukasi Tari Sesuai Pakem

- 1 Juli 2022, 19:32 WIB
Joged Bumbung Sanggar Seni Eka Budaya tampil di Pesta Kesenian Bali.
Joged Bumbung Sanggar Seni Eka Budaya tampil di Pesta Kesenian Bali. /Instagram.com/@disbudprovbali

RINGTIMES BALI - Pesta Kesenian Bali atau yang biasa disingkat PKB ini banyak menyelenggarakan perlombaan hingga pergelaran seni. Salah satu pergelaran seni tersebut adalah Joged Bumbung.

Joged Bumbung menjadi salah satu penampilan yang ditunggu masyarakat di Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya.

Salah satu penampilnya adalah Sanggar Seni Eka Satya Budaya dari Desa Kuwum, Kabupaten Tabanan, yang telah menampilkan pergelaran Joged Bumbung pada Kamis, 30 Juni 2022 lalu di Pesta Kesenian Bali.

Baca Juga: Juara 1 Lomba Peragaan Busana Pada PKB XLIV Disapu Bersih Duta Denpasar

Sanggar Seni Eka Satya Budaya ingin menunjukkan dan mengedukasi penonton di PKB ke-44 ini terkait tari Joged Bumbung yang harus ditarikan sesuai tradisi dan pakem.

“Kami ingin mengembalikan pakem Joged yang memang sudah diwariskan para pendahulu kita,” kata I Made Suanta  selaku Ketua Sanggar Seni Eka Satya Budaya, yang dikutip dari website baliprov.go.id.

Sanggar yang telah terbentuk sejak 2003 ini menampilkan lima penari Joged Bumbung. Kelima penari berparas ayu, dengan gerakan yang begitu lincah itu berhasil membius penonton yang memadati Kalangan Ayodya, Taman Werdhi Budaya Art Center.

Baca Juga: Gong Kebyar Kota Duta Denpasar Tampil Memukau dengan Amertaning Wimala Bhuana di PKB XLIV

Penonton pun bersorak-sorai ketika ada pengibing yang menampilkan gaya lucu atau ingin melakukan gerakan “nakal” kepada sang penari, namun dengan gesit berhasil ditangkis oleh penari Joged Bumbung.

Pada awal pementasan, kesempatan “mengibing” tidak diberikan kepada penonton, tetapi anggota Sanggar Seni Eka Satya Budaya yang langsung menjadi pengibing.

I Made Suanta memberikan keterangan bahwa mereka sengaja sudah menyiapkan pengibing sendiri, karena ingin memberikan contoh teknik-teknik mengibing yang benar, sesuai pakem dan etika.

Tak hanya dari gerakan penari Joged Bumbung, edukasi terhadap salah satu tari pergaulan ini juga ditunjukkan dengan penggunaan busana.

Baca Juga: Duta Kota Denpasar Sekehe Gong Jaya Kusuma Tampil Mebarung di PKB XLIV Bersama Sekehe Gong Dharma Kusuma

Kelima penari tampil menggunakan kebaya dan kamen yang digunakan tetap panjang menutupi betis.

Menurut I Made Suanta, untuk tampil di PKB ini, mereka melalui proses latihan yang sudah dilakukan sejak tiga bulan terahir.

Ia juga berujar, Sanggar Seni Eka Satya Budaya khusus menyiapkan tabuh-tabuh atau gending-gending baru agar tidak monoton.

Tahun ini pun menjadi kesempatan kelima kalinya bagi Sanggar Seni Eka Satya Budaya tampil di PKB.

Baca Juga: Sekaa Teruna Dharma Laksana Tampilkan Janger Tradisi Njung Slaka di Pagelaran PKB

I Made Suanta juga bercerita, bahwa sebagai sebuah sanggar seni, anggota sanggarnya juga kerap diundang ke berbagai kabupaten/kota di Bali.

Mereka diundang untuk mengisi acara ketika ada yang menikah, berulang tahun, masyarakat yang ingin naur sesangi, hiburan di pura, acara-acara olahraga, hingga acara partai politik.

Meskipun para penari sudah membawakan gerakan tari sesuai pakem, ia tak menampik di lapangan masih ada saja masyarakat yang menjadi pengibing ingin melakukan gerakan yang lebih “berani” pada penari.

Baca Juga: Duta Denpasar Baleganjur Telung Barung Pukau Penonton di Pesta Kesenian Bali PKB XLIV 2022

Untuk menghindar, para penari biasanya menggunakan cara-caranya menepis menggunakan kipas. Jika cara ini tidak digubris, kemudian jurus kedua dilakukan dengan membisiki pengibing.

Kalau pengibingnya masih bandel dan bertindak kelewatan, pihaknya juga menyiapkan tukang rangki, atau semacam satpam pementasan yang akan menegur.***

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x