Harga Makanan dan Bahan Pokok Diprediksi Naik, BI Bali: Harga Canang Sari Ikut Meningkat

- 3 April 2022, 14:23 WIB
Ilustrasi. Harga Makanan dan Bahan Pokok di Bali Diprediksi Naik, BI Bali: Harga Canang Sari Ikut Meningkat
Ilustrasi. Harga Makanan dan Bahan Pokok di Bali Diprediksi Naik, BI Bali: Harga Canang Sari Ikut Meningkat /Pixabay/Tumisu

RINGTIMES BALI – Jelang Perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, Harga makanan dan bahan pokok di Bali diprediksi akan naik akibat dari adanya inflasi yang meningkat dari tahun ke tahun.

Harga makan dan bahan pokok di Bali diprediksi meningkat karena bersumber dari peningkatan harga kelompok bahan makanan selama ramadhan dan juga kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang mencapai Rp12.500.

Jajaran Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) mengungkapkan bahwa harga makanan dan bahan pokok di Bali diprediksi akan meningkat seiring adanya permintaan yang tinggi selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 235 Ayo Berlatih 5.6 SPLDV, Lengkap Terbaru 2022

Seperti dilansir dari laman Antara pada Minggu 3 April 2022, Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho, mengatakan kenaikan harga kelompok bahan makanan karena peningkatan permintaan selama bulan puasa.

"Kenaikan harga kelompok bahan makanan ini seiring dengan peningkatan permintaan selama bulan puasa dan Idul Fitri 1443 Hijriah," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Sabtu 2 April 2022 lalu.

Hal ini terjadi seiring dengan hukum ekonomi yakni permintaan yang tinggi sedangkan tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup sehingga membuat harga semakin merangkak naik.

Baca Juga: Resep Coklat Kacang Cookies Lumer, Cemilan Buka Puasa 2022

Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapan, pihak Bank Indonesia daerah Bali bersama dengan pihaknya akan memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harga untuk menjaga stabilitas inflasi.

"Terkait hal tersebut, Bank Indonesia bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah akan senantiasa memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harga untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Bali," ungkap Trisno Nugroho.

Peningkatan harga ini selain juga didorong oleh permintaan makanan dan bahan pokok selama masa Ramadan juga karena adanya peningkatan BBM Pertamax sebesar 38,9%.

Baca Juga: Obat Alami Terbaik untuk Asam Lambung dari dr Zaidul Akbar, Cukup Pakai Tempe Mentah

Trisno menambahan, Provinsi Bali tercatat mengalami inflasi sebanyak 0,91% dari bulan ke bulan setelah pada bulan lalu mengalami deflasi mencapai 0,43% (month to month)

Perkembangan inflasi ini disebabkan oleh adanya inflasi di beberapa sektor seperti barang dan jasa, dengan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok volatile food seperti cabai dan daging, diikuti oleh kelompok administered prices, dan core inflation.

Menilik data secara tahunan, provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 2,41% year on year meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2.02% namun masih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Semester 2 Halaman 211, Aktivitas 7.6: Rekomendasi Bumi Baru, Migrasi ke Planet Baru

Trisno meningkatkan kelompok volatile food pada bulan Maret 2022 yang mengalami inflasi terbesar di dorong oleh peningkatan harga komoditas cabai dan bawang merah.

"Kelompok volatile food pada Maret 2022 yang mengalami inflasi sebesar 3,36 persen (mtm), didorong oleh peningkatan harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah," ungkap Trisno Nugroho.

Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga turut menjadi penyumbang inflasi akibat pelepasan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan pada 16 Maret 2022.

Baca Juga: Tips Olahraga saat Puasa Ramadhan 2022, Lakukan Jelang Buka

"Selain itu, kenaikan harga kelompok core inflation didorong oleh kenaikan harga komoditas canang sari yang digunakan untuk upacara keagamaan selama bulan Maret di Provinsi Bali," ucap Trisno.***

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah