Bendesa adat Desa Buwit mengatakan bahwa di Setra Gede itu tidak bisa menggunakan sarana api untuk membakar jenazah sebagaimana makna tradisi Ngaben yang sebenarnya.
Prosesi Ngaben disana tidak bisa dilakukan karena api tidak mau menyala dan sama sekali tidak bisa membakar sarana persembahyangan dan upacara.
Baca Juga: Kronologis Kecelakaan Pengendara Mobil dengan 5 Pelajar di Kuta Bali Dini Hari
Ada juga cerita bahwa pernah terjadi kebakaran di sebuah ilalang yang berada tepat disamping Setra Gede, namun area Setra Gede sama sekali tidak terjamah api.
Sampai saat ini, warga setempat bahkan tidak tahu apa alasan Setra Gede tidak bisa terbakar sama sekali dan menyimpan hal magis yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Warga desa pun mencari cara alternatif untuk melakukan prosesi Ngaben dengan cara dikubur. Namun, bukan hanya dikubur begitu saja.
Jadi, prosesi Ngaben tersebut dilakukan seperti pada umumnya menggunakan bade (wadah) dan lembu serta bebantenan Ngaben sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Jadwal Laga Persib vs Persipura Resmi Diubah, Maung Bandung Langsung Jalani Latihan Pemulihan
Ketika tiba di Setra Buwit, jenazah akan dikuburkan. Untuk liang lahat jenazah posisinya bebas, tanpa identitas berupa batu nisan atau gundukan.
Prosesi Ngaben pun dilakukan karena jenazah sudah diturunkan dan akan dikuburkan. Ada sesuatu yang diambil dan dibentuk menyerupai tubuh manusia.