Sejarah dan Pentingnya Pagelaran Topeng Sidakarya, Berawal dari Kutukan Brahmana Keling

- 10 Februari 2022, 13:06 WIB
Sejarah dan pentingnya Pagelaran Topeng Sidakarya, berawal dari kutukan Brahmana Keling.
Sejarah dan pentingnya Pagelaran Topeng Sidakarya, berawal dari kutukan Brahmana Keling. /Instagram.com/@thebalinesepeople

Tidak berselang lama, ucapan dan kutukan Brahmana Keling tersebut terjadi dan pulau Bali diserang wabah penyakit. Dahyang Nirata menghaturkan upakara untuk memohon keselamatan, namun permintaan tersebut tidak berhasil.

Akhirnya, Raja Waturenggong bersemedi di Pura Besakih dan mendapatkan petunjuk dari Ida Betara, bahwa Raja telah berdosa karena mengusir saudaranya sendiri. 

Untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula, hanya Brahmana Keling yang mampu melakukannya. Kemudian, Raja mengutus rakyatnya untuk mencari keberadaan Brahmana Keling.

Baca Juga: Download Lagu The Fight dari Avenged Sevenfold MP3 MP4 Kualitas HD Plus Lirik, Sekali Klik

Akhirnya, Brahmana Keling ditemukan di Badanda Negara, yang sekarang disebut sebagai desa Sidakarya, dimana Pura Mutering Jagat Sidakarya berada. 

Raja Waturenggong memohon belas kasih kepada saudaranya itu agar Bali kembali ke keadaan semula, tidak ada wabah penyakit, bencana, serta upacara agama dapat berjalan dengan baik.

Brahmana Keling bersedia untuk mengembalikan Bali seperti sedia kala, namun dengan syarat akan menerima Brahmana Keling sebagai saudara Raja. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 130-131, Kegiatan 6 Menelaah Teks Diskusi Terbaru 2022

Brahmana Keling pun berhasil mengembalikan kondisi Bali seperti semula dan beliau diberi gelar Brahmana Sidakarya atau Dalem Sidakarya pada tahun 1615.

Brahmana Keling bersabda, mulai saat itu dan selanjutnya, bagi setiap umat Hindu melaksanakan upacara agama (karya) wajib nunas tirta penyidap karya, agar upacara berjalan dengan baik dan lancar.

Halaman:

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah