Alasan Abu Jenazah Dibuang ke Sungai atau Laut Menurut Agama Hindu Namun Tidak Mencemari Lingkungan

- 9 Februari 2022, 14:07 WIB
Alasan abu jenazah dibuang ke sungai atau laut menurut agama Hindu namun tidak mencemari lingkungan.
Alasan abu jenazah dibuang ke sungai atau laut menurut agama Hindu namun tidak mencemari lingkungan. /PIXABAY/Pexels

RINGTIMES BALI – Biasanya, abu jenazah yang telah dibakar habis biasanya akan dibawa ke Mata Air sungai atau laut untuk dibuang.

Terutama masyarakat Bali yang memiliki tradisi upacara ngaben, biasanya abu dari jenazah tersebut akan dilarung ke pantai dengan menaiki sampan (jukung) dan dibuang di tengah-tengah laut.

Di dalam abu jenazah itu sendiri berisikan abu bekas pakaian yang dikenakan mayat saat dibakar serta tulang belulang yang sudah dibungkus jadi satu dalam kain kasa, kemudian dibuang begitu saja di air laut bersama dengan sesajen lainnya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 7 Halaman 76 Ayo Kita Berlatih 6.1 Soal No.7-12 Keuntungan dan Kerugian

Secara agama dan kepercayaan khususnya umat Hindu di Bali, mereka yang telah meninggal, abunya dilarung ke air laut sebab kehidupan akan kembali ke asal, yaitu menjadi air.

Namun, secara biologis dan kesehatan, abu jenazah yang dibuang ke mata air tidak akan mencemari perairan karena merupakan sisa-sisa setelah pemurnian dengan api.

Dikutip dari akun instagram @filsafat_hindu, sisa-sisa kremasi adalah oksida padat dan gas dari berbagai elemen. Semua bakteri dan patogen lainnya dihancurkan dalam api. 

Baca Juga: Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 176 Analisis Buku Ilmiah dan Artikel Sesuai Unsur Kebahasaan

Abu bertindak sebagai pemusnah patogen di dalam air. Oleh karena itu, bermanfaat untuk menjaga air bebas dari penyakit.

Tradisi membuang abu jenazah ke perairan melambangkan pemutusan total ātmā terhadap ikatan duniawinya setelah sebelumnya disucikan melalui api.

Dalam ajaran Hindu, hal ini ada hubungannya dengan kisah Mahārāja Bhāgīratha yang membawa air suci Gangga dari surga ke bumi. 

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 196-198 Uji Kompetensi Bab 9 Soal PG Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan

Lahir dari dinasti Sāgara-wańģsa, Bhāgīratha sangat tertekan karena telah mengetahui penderitaan leluhurnya dari seorang gurunya. 

Sebelumnya ke 60.000 leluhurnya telah melakukan kesalahan kepada Ṛṣi Kapila kemudian Kapila menghanguskan mereka melalui api amarah sang Ṛṣi.

Maka dari itu, Bhāgīratha ingin menyelamatkan mereka dengan memurnikan abu mereka melalui sentuhan air Gangga (yang mewakili air penyucian).

Baca Juga: Download Lagu Scars To Your Beautiful dari Alessia Cara, Tentang Insecure MP3 MP4 Beserta Lirik.

Air adalah simbol suci pemurnian, Sādhana (ritual Hindu) selalu berkaitan dengan unsur air, seperti Hindu Bali disebut Āgama Tīrtha karena tidak pernah lepas kaitannya dengan unsur air yang melambangkan kesucian.

Dalam doktrin Paśupata, Tuhan Śiva memimpin alam semesta ini dalam wujud-Nya sebagai Aṣṭamūrti (tanah, air, api, udara, angkasa, energi panas, energi dingin, dan roh).

Diantara 8 mūrti itu, salah satu bentuk Śiva adalah Bhava yang berbadankan air, sekaligus penyebab dari keberadaan air.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Ayo Kita Selesaikan Halaman 27 Berapakah Besar GayaLotentz

“O yang berbentuk air, O Yang Maha Agung, seluruh alam semesta adalah suci karena mereka semua adalah bagian dari anggota tubuh-Mu, Kau telah membuatnya menjadi beraneka ragam. Wahai penguasa alam semesta, alam semesta ini bebas dari kekotoran dengan menyelam ke dalam air badan-Mu. Oleh karena itu hamba bersujud kepada-Mu.' (Śiva Purāṇa: Rudra Saṁhitā 5.50.28).”***

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah