Pemda Dinilai Perlu Perbanyak Petani Muda agar Pangan Tetap Terjaga

19 Maret 2023, 08:15 WIB
Ilustrasi petani. Pemda diminta mencari cara memperbanyak petani muda. /Pikiran-rakyat.com/Ade Mamad/

RINGTIMES BALI - Pemerintah Daerah (Pemda) dinilai perlu menemukan cara agar generasi muda mau dan tertarik bertani hingga menjadi petani muda.

Tujuan memperbanyakan petani muda itu sebagai bentuk kepedulian terhadap pangan dan pertanian di Indonesia.

Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbag), Rahmat Gobel mangajak pemerintah daerah untuk peduli terhadap pangan dan pertanian Indonesia.

Ia meminta agar jumlah petani muda harus bertambah, mengingat ancaman krisis pangan merupakan hal yang nyata.

Baca Juga: Pemda Kabupaten Gianyar Susun Peraturan Daerah Berlandaskan Nilai Pancasila

“Kita harus memperbanyak petani muda. Kita harus peduli pada pertanian dan pangan,” ucap Rahmat Gobel, dilansir dari Antara, Minggu, 19 Maret 2023.

Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan bersama Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga, Sekretaris Daerah Konawe Selatan Sitti Chaddidjah, dan jajaran pegawai pemerintahan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Menurut Rachmat Gobel, salah satu faktor yang membuat Indonesia mampu bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yakni karena, petani dan nelayan berhasil mengamankan persediaan pangan.

Oleh karena itu, dia pun menyebut petani dan nelayan Indonesia sebagai pejuang.

Baca Juga: Tes IQ Matematika: Apakah Anda Seorang Jenius? Berapa Angka yang Tepat untuk Menjawab Soal Berikut?

Tidak cukup dengan Covid-19, saat ini dunia tengah dihadapkan dengan meledaknya konflik Ukraina-Rusia serta perubahan iklim yang dapat mempengaruhi sektor pertanian.

Konflik Ukraina dan Rusia memiliki dua dampak besar. Pertama, terganggunya suplai pangan karena persoalan boikot yang diikuti dengan mahalnya transportasi dan transportasi yang rawan mengalami sabotase.

Kemudian dampak kedua yang timbul yaitu, terjadinya peningkatan harga pupuk.

Peningkatan harga pupuk berimbas pada peningkatan harga produk pertanian, suplai pupuk yang terganggu, serta menurunnya daya beli petani terhadap pupuk.

Baca Juga: RSUD Bangli Tetap Siaga Beri Pelayanan Kesehatan saat Hari Raya Nyepi

Sementara itu, perubahan iklim berdampak pada pola tanam dan produksi pertanian.

“Karena itu, ke depan pertanian makin menduduki posisi strategis. Ancaman krisis pangan merupakan hal yang nyata,” ucap Gobel.

Gobel menyayangkan generasi muda Indonesia yang kurang tertarik untuk menjadi petani lantaran pendapatan yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan profesi lainnya.

Ia pun mengajak semua pihak untuk mencari solusi dari permasalah tersebut.

Menurut Gobel, salah satu solusi yang dapat dilakukan saat ini adalah melalui upaya peningkatan produktivitas pertanian.

Baca Juga: Sistem Pembayaran Nontunai Transportasi di Seoul, Korea Selatan Dapat Kritikan Publik

Ia mengatakan, berdasarkan hasil uji cobanya di Gorontalo diketahui bahwa pupuk organik mampu meningkatkan hasil panen dua kali lipat dari sebelumnya.

Selain itu, menurut Gobel sebaiknya Indonesia kembali menggunakan produk herbal, mengingat sejarah Belanda datang ke Indonesia demi mencari rempah-rempah.

Dengan begitu, Gobel menilai pengembangan pasar herbal dunia pun dapat semakin berkembang.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler