Pemkab Tabanan Beri Klarifikasi Penggunaan Pakaian Adat Bali Konsep Tri Datu untuk Pelajar

23 September 2022, 12:05 WIB
Ilustrasi. Pemkab Tabanan memberikan klarifikasi terkait penggunaan pakaian adat Bali dengan konsep Tri Datu di kalangan pelajar Tabanan. /PIXABAY/DukeASH

RINGTIMES BALI – Pemkab Tabanan memberikan klarifikasi terkait dengan masalah penggunaan pakaian adat Bali dengan konsep Tri Datu yang memakai warna merah, putih, hitam dengan sesaputan poleng (hitam putih) di kalangan pelajar Tabanan.

Telah terjadi mispersepsi tentang pengenaan pakaian adat Bali dengan warna merah, putih, hitam dan poleng di kalangan pelajar.

“Dalam hal ini, kami tegaskan bahwa Pemkab Tabanan tidak pernah membuat aturan yang mewajibkan untuk memakai atribut atau pakaian dengan konsep Tri Datu di kalangan pelajar,” tulisnya, dikutip dari Humas Pemkab Tabanan, Jumat, 23 September 2022.

Terkait hal tersebut, Dinas Pendidikan Tabanan juga memberikan pernyataan bahwa pihaknya tidak pernah menginstruksikan para pelajar Tabanan untuk memakai pakaian adat Bali dengan konsep Tri Datu.

Baca Juga: Tanda Tangani Komitmen, Pemkab Tabanan Optimis Menuju Smart City

“Kami di Dinas Pendidikan tidak pernah mengintruksikan/mewajibkan, tetapi melihat beberapa anak-anak di sekolah yang telah memakai pakaian adat Tri Datu terlihat bagus dan diikuti oleh sekolah lainnya sehingga menjadi ciri khas/ikon Tabanan,” tulis akun FB resmi Dinas Pendidikan Tabanan.

“Tidak ada surat edaran ataupun intruksi resmi yang mengharuskan untuk ini,” sambungnya.

Diinformasikan sebagai pemahaman bersama dalam tataran konsep filosofis mengenai arti dan makna warna Tri Datu serta saput poleng dalam pengenaan pakaian adat yang sedang menjadi pembicaraan.

Udeng merah, baju putih dengan kamen hitam dibalut saput poleng yang saat ini sedang trend di Tabanan, merupakan representasi atau lambang Tri Datu.

Warna merah (Brahma dengan aksara Ang) merupakan pencipta dikenakan destar/udeng merah, warna hitam (Wisnu dengan aksara Ung) dikenakan kamen hitam, warna putih (Siwa dengan aksara Mang) dikenakan baju putih.

Baca Juga: TP PKK Morowali Utara Lakukan Kunjungan ke Gianyar, Puji Sistem Pengolahan Sampah dan Destinasi Wisata Lokal

Sedangkan sesaputan poleng merupakan representasi dari dua sifat yang berbeda atau bertolak belakang yang dilambangkan dengan warna hitam dan putih.

Konsep ini melambangkan keseimbangan alam seperti adanya atas dan bawah, kanan dan kiri, benar dan salah, dan lain sebagainya.

Selain itu, warna poleng juga merupakan representasi dari simbol warna selaku panjak Ida Sesuhunan di Luhur Batukau, yang merupakan pengingat bhakti kita sebagai warga Tabanan.

Karena Tabanan merupakan wewidangan Gunung Batukau yang merupakan sumber kehidupan dan kemakmuran bagi masyarakat Tabanan.

Untuk dipahami, warna Tri Datu adalah warna membumi yang ada di Bali serta warna yang dianggap sakral, mulia, dan bersih.

Konsep Tri Datu yang dikenakan dapat memberi kesan siap kembali bekerja dengan hati yang ikhlas, kesederhanaan, semangat baru serta awal yang baru.

Baca Juga: Mendag Ajak Para Menteri Bahas Enam Isu Prioritas dalam TIIMM G20: Berikan Solusi Nyata Tantangan Global

Tidak hanya itu, Tri Datu juga dapat memberi makna persamaan dan persatuan meski berbeda kompetensi dan latar belakang.

Dengan warna pakaian adat Bali dengan konsep Tri Datu tersebut, warga Tabanan diharapkan selalu ingat dengan visi misi Tabanan.

Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM).***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Humas Pemkab Tabanan

Tags

Terkini

Terpopuler