Komisaris Utama ID FOOD Perkirakan Harga Gandum Tidak Akan Kembali Meningkat

13 Agustus 2022, 14:40 WIB
Komisaris Utama ID FOOD PT Rajawali Nusantara Indonesia sebut harga gandum tidak akan kembali meningkat dan telah capai angka tertinggi. /ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah

RINGTIMES BALI – Komisaris Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding Pangan ID FOOD Bayu Krisnamurthi memperkirakan harga gandum tidak akan kembali meningkat, sebab saat ini telah menyentuh angka tertingginya.

Menurut Komut ID FOOD tersebut, jika dilihat dari data yang telah mencapai puncaknya, jadi ia memperkirakan mungkin belum turun, namun sudah tidak naik kembali.

Hal tersebut diungkapkannya dalam BUMN ID FOOD Jalan Sehat di Jakarta, pada Sabtu, 13 Agustus 2022.

Baca Juga: Tempat Melukat Tirta Pasekan Kembali Dibuka, Wabup Kasta Ingatkan Masyarakat Jaga Etika Saat Berkunjung

Berdasarkan data Trading Economics pada Selasa, 9 Agustus 2022, rata-rata harga gandum dunia telah mencapai 780,4 USD per gantang atau naik 9,74 persen dari tahun lalu.

Menurutnya, harga gandum tidak kembali naik, mengingat Eropa dan Amerika baik utara maupun selatan saat ini sudah mulai panen gandum.

“Harga gandum tidak naik bahkan ada kecenderungan turun. Saya tidak mau bilang turun tapi kecenderungan turun,” katanya dikutip dari ANTARA, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Baca Juga: BPBD Karangasem Berencana Bangun Tower Alat Peringatan Dini Gunung Agung

Tidak hanya itu, harga gandum dunia yang melonjak akibat kondisi geopolitik yang tidak menentu kini juga akan perlahan menurun, mengingat Rusia sudah mulai jalur gandum dari Ukraina, sehingga sudah mulai dapat di distribusikan ke pasar.

Di sisi lain, masih ada masalah yang harus diperhatikan, yaitu produksi olahan gandum pada September 2022 hingga Januari 2023 mendatang masih akan menggunakan gandum yang dibeli dengan harga tinggi pada Maret hingga Mei sebelumnya.

Hal tersebut akan mempengaruhi biaya produksi yang dapat berdampak pada harga produk, namun tidak akan terlalu tinggi.

Baca Juga: Polresta Denpasar Amankan Driver Ojol yang Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Siswi SMA

Ia juga menyampaikan, sejauh ini ketergantungan Indonesia pada impor gandum pangan dan pakan cukup tinggi seiring konsumsi makanan olahan berbahan gandum yang semakin masif.

Ia menjelaskan bahwa sekitar 20-25 persen dari total konsumsi karbohidrat warga Indonesia berasal dari gandum, seperti mie, roti, dan lainnya.

Meskipun begitu, Bayu mengatakan kenaikan harga gandum seharusnya tidak mempengaruhi negeri, jika Indonesia mampu melakukan diversifikasi agar tidak tergantung pada impor.

Baca Juga: Bhabinkamtibmas Polsek Singaraja Kawal Acara Jalan Santai Peringatan HUT SDN 3 Banjar Jawa ke 57

Adapun ia menjelaskan caranya, yaitu tepungisasi dari bahan baku yang dimiliki dalam negeri, seperti umbi-umbian yang diolah menjadi tepung lebih dahulu, kemudian dibuat olahannya.***

 

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler