UNESCO Pilih Tanjung Benoa Bali Sebagai Penerima Sertifikasi Tsunami Ready Community

28 Mei 2022, 16:46 WIB
Pemberian sertifikat dari UNESCO untuk Tanjung Benoa Bali /Dok. Pemprov Bali/

RINGTIMES BALI - Di Kelurahan Tanjung Benoa, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menyerahkan sertifikat internasional Tsunami Ready Community dari UNESCO - IOC.

Pengesahan sertifikat dari UNESCO ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kuta Selatan, Kawasan Tanjung Benoa, Bali pada hari Sabtu, 28 Mei 2022 pagi tadi.

Secara langsung Direktur Kantor UNESCO Jakarta, Muhamed Djelid menyerahkan sertifijat internasional Tsunami Ready Community kepada Lurah Tanjung Benoa, I Wayan Sudiana.

Baca Juga: Distributor Minyak Goreng di Denpasar Disidak Kapolresta

Tepat di tanggal 16 Mei 2022 lalu, Kelurahan Tanjung Benoa mendapat pengakuan internasional Tsunami Ready Community dari UNESCO - IOC.

Hal ini dinilai sebagai penghargaan yang tinggi terhadap komitmen dan kerja keras berbagai instansi, baik dalam dan luar negeri, yang telah mendukung proses pembentukan kelurahan dan masyarakat tanggap tsunami Tanjung Benoa, mengingat pula capaian ini adalah yang pertama di Indonesia.

"Penerimaan pengakuan internasional Tsunami Ready Community bukanlah akhir dari kegiatan yang membuat kita larut dalam kebanggaan dan euforia yang berlebih," ujar Cok Ace kepada media.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 3 Orang, Sembuh 1

"Namun merupakan awal dari kerja yang berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana tsunami," lanjutnya.

Atas pencapaian ini, Kelurahan Tanjung Benoa kedepannya dijadikan sebagai role mode bagi Desa/Kelurahan pesisir di seluruh Indonesia.

Penanganan di kawasan rawan bencana ini menjadi contoh tentang pengetahuan kebencanaan untuk selanjutnya disinergikan dengan kearifan lokal di tiap daerah.

Baca Juga: Sekolah Bali Mandara Batal Bubar, Bantuan bagi Siswa Miskin Dipertahankan

Pengakuan internasional Tsunami Ready Community ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki praktik baik soal pengurangan risiko bencana.

Melalui didapuknya Kelurahan Tanjung Benoa ini Wagub Bali berharap dapat menjadi pendukung bagi promosi pariwisata Indonesia dan Bali khususnya.

Ini nantinya akan bermanfaat pada pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali, sehingga terbangun ketangguhan bencana Bali menurutnya.

Direktur Kantor UNESCO Jakarta, Muhamed Djelid mengatakan bahwa melakukan sosialisasi agar tumbuh kewaspadaan pada setiap individu (warga) membutuhkan kerja nyata.

Baca Juga: Pelaku Pengeroyokan Pasangan Kekasih di Bali Berhasil Diamankan Polisi

Tanjung Benoa dinilai memiliki indikator-indikator yang dibagi dalam tiga kategori besar yakni penilaian, kesiapan, dan respons yang baik, antara lain:

1. Pemetaan dan penetapan zona bahaya tsunami.
2. Perkiraan jumlah orang yang berisiko di zona bahaya tsunami.
3. 3. Identifikasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial.
4. Peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami.
5. Informasi tsunami termasuk tanda tanda yang ditampilkan untuk umum.
6. Keterjangkauan ketersediaan dan pendistribusian sumber daya kesadaran publik dan pendidikan.
7. Kegiatan sosialisasi atau pendidikan diadakan minimal tiga kali dalam setahun.
8. Latihan tsunami komunitas dilakukan setidaknya dua tahun sekali.
9. Adanya rencana tanggap darurat tsunami komunitas.

Baca Juga: Hujan Lebat Menghanyutkan Penjaga DAM di Bali

10. Tersedianya kapasitas untuk mengelola operasi tanggap darurat selama tsunami.
11. Tersedia sarana yang redundan dan andal untuk menerima peringatan tsunami resmi 24 jam secara tepat waktu.

Dengan pemberian dari UNESCO ini, Wagub Bali asal Gianyar tersebut berharap Tanjung Benoa dapat menjadi contoh dalam meningkatkan tanggap darurat bencana.***

Editor: Rian Ade Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler