Penelitian Menunjukan Anjing Mampu Deteksi Kasus Covid-19 pada Manusia

24 Mei 2021, 20:04 WIB
Ilustrasi anjing yang dilatih dalam mendeteksi kasus Covid-19 pada manusia /PIXABAY/Vizslafotozas

RINGTIMES BALI – Sebuah penelitian menjelaskan bila anjing dapat dilatih untuk mendeteksi lebih dari 90 persen infeksi Covid-19 bahkan ketika pasien tidak menunjukkan gejala.

Penelitian yang diungkapkan pada Minggu, 23 Mei 2021 itu diharapkan dapat membantu menggantikan kebutuhan dalam mendeteksi pasien baru Covid-19 yang hendak di karantina.

Dengan menggunakan indra penciuman anjing yang luar biasa, dapat mengambil setara dengan setengah sendok teh gula di kolam renang ukuran olimpiade.

Baca Juga: Kabar Duka Landa India, 300.000 Warga Meninggal Akibat Covid-19 hingga Kekurangan Vaksin

Para peneliti mengatakan bila anjing telah menunjukkan bahwa mereka dapat mengendus penyakit seperti kanker, malaria, dan epilepsi.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bukti konsep bahwa anjing dapat mendeteksi SARS-CoV-2.

Dikutip Ringtimesbali.com dari situs CNA, para peneliti dari London School of Tropical Medicine ingin melihat apakah anjing mampu mendeteksi bau khas yang dikeluarkan dari senyawa kimia yang terkait dengan seseorang yang terkonfimasi positif Covid-19 namun tidak menunjukkan gejala.

Lebih lanjut, mereka mengumpulkan sampel pakaian dan masker wajah dari orang yang dinyatakan positif SARS-CoV-2 ringan atau bergejala.

Baca Juga: AS Krisis Boba akibat Covid-19, Bisnis Bubble Tea Terancam

200 sampel dikumpulkan dari kasus Covid-19, kemudian diatur ke dalam tes laboratorium untuk melihat apakaj anjing yang telah dilatih dapat menunjukkan ada atau tidaknya senyawa kimia tersebut.

"Ini berarti bahwa anjing sepenuhnya memahami dan mendapat hadiah untuk hasil yang benar negatif dan juga positif benar," kata Claire Guest, dari Fakultas Penyakit Menular dan Tropis.

Secara keseluruhan, anjing-anjing tersebut berhasil mengidentifikasi kasus dengan presentase antara 82 hingga 94 persen.

Selanjutnya, para peneliti membuat sebuah model tentang seberapa efektif tingkat keberhasilan ini, dikombinasikan dengan tes PCR, sehingga membantu mendeteksi kasus Covid-19 ringan atau pun tanpa gejala.

Baca Juga: Ekstremis Yahudi Siap Serbu Masjid Al Aqsa Karena Tak Puas Genjatan Senjata

Mereka menemukan bahwa menggunakan anjing untuk mengendus seseorang yang diduga positif Covid-19 di terminal seperti bandara dapat mendeteksi 91 persen kasus, menghasilkan tingkat penularan 2,24 kali lebih rendah dibandingkan dengan tes PCR saja.

Lebih lanjut, peneliti berharap pada akhirnya anjing dapat menggantikan kebutuhan para pelancong untuk karantina yang tentu mengganggu setiap kedatangan meskipun sebagian besar tidak positif COVID-19.

"Kuncinya adalah anjing secara signifikan lebih cepat daripada tes lainnya,” ujar James Logan.

Baca Juga: Gadis Ini Meninggal Setelah Dievakuasi Satu Jam, 'Allah Menginginkan Calon Istriku di Surganya'

"Apa yang kami sarankan adalah bahwa anjing akan melakukan pemeriksaan awal pertama, dan kemudian mereka (kedatangan) yang diindikasikan positif kemudian akan menerima tes PCR gratis,” sambungannya.

“Hal ini adalah awal yang sangat penting dan dapat menghasilkan sistem yang berguna dan dapat digunakan," kata Mick Bailey, seorang profesor Imunologi Komparatif di Universitas Bristol.

"Tetapi masih banyak hal yang perlu dipastikan sebelum kami yakin bahwa anjing-anjing tersebut mampu dan secara spesifik mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala pada orang-orang di bandara dan stasiun kereta,” sambungannya.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler