Studi Ungkap Orang yang Berbicara Lebih dari Satu Bahasa, Jarang Terkena Demensia

- 3 Mei 2023, 13:25 WIB
Ilustrasi. Demensia
Ilustrasi. Demensia //Pexels/Matthias Zomer

RINGTIMES BALI- Orang yang sejak usia muda sudah berbicara dua bahasa setiap setiap hari, punya risiko lebih kecil terkena Demensia pada masa tuanya.

Studi baru tersebut dilakukan di Jerman oleh para peneliti. Menurut peneliti, orang yang punya kemampuan berkomunikasi dua bahasa dalam kehidupan sosialnya, memiliki kesempatan kerja yang lebih tinggi.

Dilansir dari Antara, orang yang berbicara dua bahasa umumnya mempunyai memori yang lebih baik, penguasaan bahasa ini juga berpengaruh atas kontrol diri seseorang. Orang tersebut juga punya kemampuan lebih dalam tes-tes maupun belajar.

Baca Juga: 8 Ciri Anak Berbakat yang Orang Tua Wajib Tahu, Salah Satunya Punya Ingatan Tajam

Sementara itu, penelitian sebelumnya menemukan bahwa terdapat hubungan antara bilingualisme dengan demensia.

Studi tersebut dipublikasi dalam jurnal Neurobiology of Aging. Dari studi tersebut diketahui bahwa bilingual dalam tahap kehidupan yang berbeda, berpengaruh pada struktur otak seseorang pada usia dewasa

Lebih lanjut dijelaskan peneliti bahwa, bilingual memberi dampak perlindungan bagi penurunan kognitif dan demensia.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan berbicara dua bahasa setiap harinya, khususnya pada tahap awal dan pertengahan hidup seseorang, memberi efek jangka panjang pada kerja fungsi saraf.

Baca Juga: Kenali 3 Faktor Risiko Alzheimer atau Demensia pada Remaja dan Dewasa Muda

Penelitian tersebut dilakukan dengan menguji 746 orang, pada rentan usia 59 hingga 76 tahun. 40 persen dari mereka tidak memiliki masalah terkait ingatan, sedangkan sisanya mempunyai masalah terkait kehilangan ingatan dan keluhan kebingungan.

Dari penelitian tersebut juga diketahui bahwa mereka yang berbicara dua bahasa dari rentan usia 13-30 dan 30-65, punya kemampuan memori, fokus perhatian, dan pengambilan keputusan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak bilingual.

Sehingga dari penelitian tersebut, peneliti meyakini bahwa kemampuan seseorang untuk berbicara lebih dari satu bahasa merupakan faktor utama yang membuat keterampilan kognitif mereka lebih. Hal ini juga yang pada akhir mampu melindungi mereka dari demensia.***

Baca Juga: Seorang Lansia Ditemukan Meninggal Saat Hari Raya Nyepi Setelah Sehari Menghilang dari Rumah

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah