Tips Diet Aman Saat Puasa Ramadhan, Tidak Ekstrim dan Masih dalam Standar Kesehatan

- 3 April 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi Diet Aman Saat Puasa Ramadhan, Tidak Ekstrim dan Masih dalam Standar Kesehatan.
Ilustrasi Diet Aman Saat Puasa Ramadhan, Tidak Ekstrim dan Masih dalam Standar Kesehatan. /Pexels/Andreas Ayrton

RINGTIMES BALI – Bulan Ramadhan merupakan momen untuk membersihkan hati dan meningkatkan kesehatan jasmani, salah satunya dengan diet.

Wujud syukur dalam menyambut puasa Ramadhan, dapat diimplementasikan dengan diet atau mengatur pola makan.

Diet atau pola makan yang tepat saat menjalani ibadah puasa, dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh.

Ibadah puasa Ramadhan sebenarnya sama halnya dengan diet atau mengatur pola makan.

Baca Juga: Tips Diet untuk Menjaga Berat Badan Ideal Selama Puasa Ramadhan, Nutrisi Terpenuhi dan Badan Tetap Fit

Tapi, seringkali seseorang melupakannya, dikarenakan mudah kalap saat berbuka dan sahur.

Diet pada saat puasa Ramadhan tidak dianjurkan dilakukan secara ekstrim.

Selain itu selama menjalani diet, tidak boleh terlalu berharap dapat menurunkan berat badan secara drastis dan signifikan.

Proses diet merupakan pola hidup sehat yang berkesinambungan, jadi bisa diteruskan seusai bulan puasa Ramadhan atau setelah Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Menu Diet Ala Tya Ariestya untuk Sahur dan Buka Puasa Ramadhan

Melansir dari kanal YouTube Yulia Baltschun (Food Production Diploma) pada Minggu, 3 April 2022.

Berikut tips diet aman saat puasa Ramadhan, tidak ekstrim dan masih dalam standar kesehatan.

1. Cara minum yang tepat saat berbuka puasa dan sahur

Saat berbuka puasa dan sahur, mulailah dengan minum air mineral terlebih dahulu.

Hindari minuman yang mengandung kadar gula dan garam yang tinggi seperti minuman isotonik.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Menu Takjil Spesial untuk Buka Puasa, Sehat, Nikmat, dan Menggiurkan

Selain itu, jangan minum minuman yang mengandung kafein seperti teh atau kopi kemasan.

Jika sedang berada dalam kondisi kehausan atau merasa dehidrasi, maka disarankan meminum air kelapa murni tanpa gula.

Kemudian, mulai perhatikan jumlah air mineral yang dianjurkan untuk dikonsumsi, yakni kurang lebih 250 ml – 500 ml sebelum makan.

Minum air mineral dianjurkan sebelum makan, karena saat kondisi perut masih kosong maka air mineral akan lebih cepat terserap.

Baca Juga: Resep Bakwan Oat Tanpa Minyak, Takjil Ramadhan yang Rendah Kalori

Dalam waktu kurang lebih lima menit, air mineral yang kita konsumsi sudah tersalurkan ke dalam darah.

Minum air mineral sebelum makan dapat meminimalisir keinginan makan yang berlebihan, karena dehidrasi dapat memicu nafsu makan yang semakin melonjak.

Selain itu, konsumsi air mineral bersamaan dengan makanan dalam jumlah banyak, dinilai kurang baik dari segi kesehatan.

Hal tersebut dapat menghambat kinerja asam lambung dalam memecah atau mengurai makanan di dalam lambung.

Baca Juga: Resep Sup Ikan Tuna, Ide Menu Berbuka Puasa Saat Diet

2. Enzim Booster

Enzim merupakan zat katalisator yang tugasnya membantu kinerja asam lambung dalam memecah atau mengurai makanan.

Ada beberapa enzim yang tidak diproduksi secara langsung oleh lambung.

Maka kita harus berusaha mendapatkan enzim tersebut melalui bahan makanan tertentu.

Bahan makanan yang direkomendasikan untuk keperluan enzim booster yakni pepaya dan nanas.

Baca Juga: Download Lagu Nothing Like Us - Justin Bieber MP3 MP4, Mudah dan Gratis

Pepaya mengandung enzim papain dan nanas mengandung enzim bromelin.

Kedua enzim tersebut, memiliki karakteristik seperti enzim yang diproduksi oleh pankreas.

Fungsinya dapat membantu mempercepat proses penguraian makanan di dalam lambung.

Buah pepaya dan nanas dapat dikonsumsi sebelum makan berat, dengan jumlah yang cukup atau tidak terlalu banyak.

Baca Juga: Download Lagu Love Me Like You Do - Justin Bieber MP3 MP4, Mudah dan Gratis

Jika konsumsi dua buah tersebut terlalu banyak, maka kita bisa kehilangan nafsu makan, sementara kebutuhan akan protein dan karbohidrat belum terpenuhi.

Konsumsi buah pepaya atau nanas dapat dikombinasikan dengan buah-buahan yang lain, dengan warna yang berbeda-beda.

Misalnya nanas + kiwi + strawberry atau pepaya + alpukat + buah yang lain.

Buah yang bervariasi, selain untuk memenuhi kebutuhan enzym, juga diperlukan untuk menambah vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.

Baca Juga: 6 Tips Mengatur Jadwal Ramadhan 2022 dengan Praktis agar Tetap Produktif

3. Membantu kerja usus dengan probiotik dan prebiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup berupa bakteri baik yang dapat membantu kerja usus.

Bahan makanan yang mengandung probiotik seperti oncom, yogurt, kombucha, kimchi, dan acar.

Sedangkan prebiotik bukan merupakan mikroorganisme hidup, melainkan zat pelengkap yang dapat meningkatkan kerja probiotik.

Bahan makanan yang mengandung prebiotik yakni kol, rumput laut, apel, toge, kacang-kacangan, nasi merah, dan oat.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok dan Harga BBM di Bali Berjalan Normal Selama Ramadhan 1443 H

Bahan makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik dapat dikombinasikan dengan bahan makanan yang lainnya.

4. Piring makanan

Jumlah atau ukuran bahan makanan yang mengandung protein hewani, dianjurkan sebesar dua kali ukuran lingkar telapak tangan.

Sedangkan, bahan makanan yang mengandung protein nabati, dianjurkan sebesar empat kali ukuran lingkar telapak tangan.

Bahan makanan yang mengandung protein hewani ataupun nabati dapat dikonsumsi dengan jumlah yang sama saat berbuka puasa dan sahur.

Baca Juga: Resep Buko Pandan Dessert, Menu Favorite saat Berbuka Puasa

Untuk bahan makanan yang mengandung karbohidrat dapat diganti dengan bahan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks.

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks yakni jagung, kentang, roti gandum, sagu, ubi, talas, beras merah, dan lain sebagainya.

5. Konsumsi takjil atau minuman manis

Konsumsi takjil atau minuman manis dianjurkan setelah makan berat.

Selain itu harus ditanamkan dalam mindset, bahwa takjil bukanlah menu yang bertujuan untuk membuat kenyang.

Baca Juga: 7 Menu Buka Puasa Khas Berbagai Negara, Salah Satunya Salad Mezi dari Lebanon

Jadi, konsumsi takjil hanya difungsikan sebagai minuman pelepas dahaga dan penambah energi dari gula yang terkandung di dalamnya.

Demikian beberapa tips diet aman saat puasa Ramadhan, tidak ekstrim dan masih dalam standar kesehatan.***

Editor: Luphe Assri Ningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x