Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Varises dan CVI Menurut Dokter

10 April 2023, 06:32 WIB
Ilustrasi. Simak penjelasan mengenai varises. /Pixabay/Milius007/

RINGTIMES BALI- Dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Dedy Pratama, mengatakan bahwa meskipun sekilas tampaknya sama, varises dan Chronic Venous Insufficiency (CVI) merupakan penyakit yang berbeda.

Menurut Dedy, kalau berbicara mengenai varises maka permasalahannya ada pada vena yang ada pada permukaan kulit, sedangkan CVI merupakan spektrum yang lebih luas lagi.

Termasuk dalam kategori CVI jika gangguan ada peda vena dalam atau vena yang berada di antara vena dalam dan vena permukaan.

Lebih lanjut dijelaskan Dedy mengenai gejala beragam yang ditimbulkan CVI, mulai dari bengkak, mengalami nyeri, hipertensi vena, hingga kemunculan ulkuk atau luka terbuka yang mana tak kunjung membaik dan sembuh.

Baca Juga: Langkah Penting Penanganan Polio Menurut Pakar Kesehatan

“Sebelum ada gejala, kalau memang sangat berisiko seperti pekerjaan-pekerjaan buruh atau pekerjaan lain yang membutuhkan berdiri lama atau duduk lama, memang sebaiknya di sela-sela pekerjaan bisa diimbangi dengan berjalan,” ucap Dedy, dikutip dari Antara, Rabu, 05 April 2023.

Namun, jika sudah ada keluhan maka harus secepat mungkin memeriksakannya ke dokter subspesialis vaskular.

Ini agar bisa diketahui tindakan apa yang tepat guna penanganan kondisi tersebut. Kalau gejalanya masih ringan maka bisa tindakan konservatif menjadi pilihan terbaik.

Jika gejalanya masih ringan maka untuk penanganannya bisa dengan edukasi untuk melakukan olahraga teratur, menjaga agar berat badan tetap ideal, mengatur dan juga menjaga pola makan yang seimbang.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana untuk Jaga Kesehatan Tubuh saat Musim Hujan dan Pancaroba

Adapun beberapa olahraga yang sangat direkomendasikan bagi para penderita yakni olahraga-olahraga untuk memperkuat otot betis misalnya dengan bersepeda, berlari, dan berenang.

Sementara itu, untuk kondisi yang sudah parah atau semakin memburuk, maka terkadang dokter akan mengambil tindakan operasi.

Tindakan ini akan dilakukan jika gejala yang ditimbulkan sudah berupa luka yang tak kunjung sembuh, serta pasien yang tidak lagi bisa mendapatkan manfaat dari terapi khusus maupun penggunaan stoking khusus.

Menurut Dedy sangat penting untuk melakukan evaluasi secara detail guna melihat apakah perlu ada tindakan invasif atau tidak, dan apakah harus melakukan tindakan operatif atau tidak perlu.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mata bagi Pekerja Kantor yang Menatap Layar Komputer

Dedy menjelaskan ada beberapa teknik operasi, namun seiring dengan perkembangan zaman, pihaknya tidak lagi melakukan operasi invasif atau cenderung lebih menakutkan.

Operasi yang akan dilakukan lebih banyak menggunakan teknik yang minimal invasif, sehingga pasien tidak perlu ragu dan takut jika suatu saat nanti dihadapkan dengan pilihan operasi.***

 

Editor: Dian Effendi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler