RINGTIMES BALI - Gangguan makan atau eating disorder terjadi akibat adanya ketakutan mengalami kenaikan berat badan. Hal ini membuat seseorang kekurangan gizi, sehingga berdampak pada perubahan siklus menstruasi.
Ahli Endokrinologi Anak dr. Frida Soesanti, Sp. A(K) mengatakan bahwa eating disorder atau dikenal juga dengan nama ilmiah Anoreksia nervosa, sering terjadi pada remaja.
Gangguan eating disorder ini berdampak buruk bagi kesehatan salah satunya ialah terganggunya siklus menstruasi.
“Jadi cukup banyak pasien itu mengalami eating disorder dan akhirnya mengganggu menstruasinya. Biasanya mereka mau mengikuti standar di media sosial menjadi kurus,” ucap dr. Frida, dikutip dari Antara, Selasa, 4 April 2023.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Kenali Ciri dan Tanda Puber pada Remaja Putri
Dokter asal Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa tubuh yang mengalami kekurangan gizi serta diikuti dengan penurunan berat badan, mampu menyebabkan perubahan siklus menstruasi.
Menurut Farida, siklus menstruasi dapat terjadi setiap bulannya pada wanita, jika tubuh memiliki kandungan lemak minimal 20 persen.
Sehingga, seorang remaja putri yang mengalami eating disorder atau gangguan makan secara otomatis tidak punya lemak yang cukup di dalam tubuh. Hal ini yang menyebabkan tubuh tidak mampu bekerja secara baik dan optimal.
Lebih lanjut dijelaskan dr. Farida bahwa akibat dari terganggunya siklus menstruasi ini, adalah kegagalan kinerja hormon yang ada dalam tubuh.