Cara Mencegah Penyakit Pikun pada Manula

26 Maret 2021, 10:37 WIB
Ilustrasi lansia berisiko alzeimer atau pikun. /unsplash/

RINGTIMES BALI – Alzheimer atau demensia vaskular juga disebut Pikun bisa dicegah dengan cara menghindari faktor risikonya. Mencegah alzheimer sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dilansir Ringtimesbali.com dari laman Healthline, pikun dapat memperpendek harapan hidup.

Hal itu dapat terjadi karena kondisi tersebut terkait dengan banyak komplikasi. Namun, pengobatan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup.

Baca Juga: Pertolongan Pertama Ketika Kejang untuk Penderita Stroke

Baca Juga: Gejala Stroke pada Pria, Salah Satunya Sakit Kepala

Penting sekali bagi kamu mengetahui faktor risiko pikun agar dapat memilih langkah pencegahan yang tepat.

Memiliki riwayat serangan jantung atau stroke juga dapat meningkatkan risiko pikun. Faktor risiko pikun sama dengan faktor risiko stroke dan penyakit jantung.

Misalnya, risiko kamu untuk kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, menurut penelitian, pikun jarang terjadi sebelum usia 65 tahun.

Baca Juga: Taoge Dapat Mencegah 5 Penyakit Kronis, Salah Satunya Stroke

Baca Juga: 6 Bahaya Terlalu Banyak Tidur, Bisa Kena Stroke

Selain stroke dan penyakit jantung, penyakit pikun atau demensia vaskular dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain. Namun faktor risiko pikun lainnya lebih dapat dicegah, seperti:

  • Merokok
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Aterosklerosis
  • Kegemukan
  • Diabetes

Jika kamu merasa berisiko, konsultasikan dengan dokter tentang apa yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan kamu secara keseluruhan.

Meskipun tidak ada obat khusus untuk pikun (demensia vaskular), rencana pengobatan sering kali mencakup pengobatan yang direkomendasikan untuk penderita penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer adalah jenis pikun yang paling umum.

Baca Juga: Jenis-jenis Pikun dan Faktor yang Mempengaruhinya

Ada dua jenis obat yang digunakan untuk menangani penyakit Alzheimer, penghambat kolinesterase dan memantine.

Penghambat kolinesterase berguna untuk meningkatkan level pembawa pesan kimiawi di otak kamu yang terlibat dengan memori dan penilaian. Namun obat ini memiliki efek samping. Efek samping dari penghambat kolinesterase antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Kram otot

Sedangkan memantine adalah obat yang membantu mengatur pembawa pesan kimiawi yang berbeda di otak. Berhubungan dengan pemrosesan informasi dan memori. Efek samping dari memantine, seperti:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Sembelit

Rencana pengobatan untuk penyakit pikun juga dapat mencakup rekomendasi untuk perubahan gaya hidup.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah stroke di masa depan. Mereka juga dapat membantu memperbaiki masalah kognitif yang ada dan gejala fisik pasca stroke lainnya.

Perubahan gaya hidup yang harus dilakukan meliputi makan buah - buahan dan sayuran segar, makan makanan rendah lemak jenuh, berolahraga setiap hari, berhenti merokok, serta mengatasi perasaan depresi atau kecemasan.

Selain itu, beberapa tindakan berikut bisa juga dilakukan untuk mengatasi pikun, yaitu:

  • Tingkatkan stimulasi kognitif untuk membantu menjaga memori dan komunikasi tetap aktif.
  • Pecahkan rutinitas menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah diatur. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa frustrasi, kecemasan, dan depresi. Ini juga dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri kamu.
  • Berpartisipasi dalam rehabilitasi, termasuk fisioterapi dan terapi bahasa atau wicara, untuk mengatasi gejala pasca stroke.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler