Murah dan Tanpa Efek Samping, Cara Alami Cegah Kehamilan ketika Berhubungan Seks

21 Desember 2020, 13:24 WIB
Murah dan Tanpa Efek Samping, Cara Alami Cegah Kehamilan ketika Berhubungan Seks. /PEXELS/Asad Photo

RINGTIMES BALI -  Fertility Awareness Method (FAM) atau metode kesadaran kesuburan adalah strategi keluarga berencana alami yang dapat digunakan wanita untuk membantu mencegah kehamilannya.

Hal ini melibatkan dengan melakukan pelacakan siklus alami kesuburan dan siklus menstruasi yang berlangsung. Dengan cara mengembangkan kesadaran yang lebih baik tentang tubuh dan menggunakan berbagai metode non-farmasi untuk mendeteksi ovulasi.

Metode ritme adalah tempat siklus menstruasi sebelumnya dapat dideteksi yaitu dengan menggunakan kalender, Dengan acuan informasi tersebut digunakan untuk memprediksi tanggal ovulasi dimasa mendatang. 

 Baca Juga: Selain Baik Bagi Ibu Hamil, Bayam Merah Juga Ampuh Mengatasi Anemia hingga Disentri

FAM menggabungkan metode ritme dengan lebih banyak memperhatikan kondisi tubuh untuk memprediksi ovulasi dan mencegah kehamilan dengan lebih baik.

Dengan menggunakan metode ritme maupun FAM, artinya seseorang tidak melakukan hubungan seks (pantang berkala) selama hari-hari atau pada masa paling subur. Mungkin sebagai alternatifnya, seseorang bisa menggunakan kontrasepsi cadangan pada hari-hari subur.

Efektivitas FAM berbeda-beda tergantung pada kombinasi pelacakan yang digunakan. Terdapat banyak cara untuk mencegah kehamilan yang lebih efektif daripada cara alami. Tentunya, hal itu akan melibatkan pengobatan atau intervensi medis.

Baca Juga: Cara Deteksi Kanker Payudara pada Ibu Hamil, Begini Perawatan yang Tepat

FAM adalah salah satu bentuk pencegahan kehamilan alami pada wanita. Namun, hal ini bisa menjadi pilihan kontrasepsi yang tepat untuk beberapa wanita dewasa yang rajin dan sadar diri.

Cara kerja metode kesadaran kesuburan (FAM)

Apabila seorang wanita dewasa pramenopause, kemungkinan besar subur dan hamil apabila melakukan hubungan seks tanpa kondom atau alat kontrasepsi lain beberapa hari sebelum atau selama ovulasi.

Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur. Hal ini terjadi kira-kira sekali sebulan, sekitar 12 hingga 16 hari setelah menstruasi. Hari tertentu ketika berovulasi bergantung pada panjang siklusnya. 

Baca Juga: 7 Tips Jitu Mengatasi Kecemasan Saat Hamil, Simak Caranya

Dalam kata lain, rata-rata wanita mengalami masa subur di antara hari ke-10 hingga hari ke-17 setelah hari pertama haid terakhir. Namun, hal tersebut berlaku bagi wanita yang mengalami siklus haid secara teratur 28 hari.

Sebagian besar hal tersebut dikendalikan oleh fluktuasi kadar hormon seks pada wanita. Bagi sebagian wanita, fluktuasi ini cukup konsisten dari satu bulan ke bulan lainnya. Namun, bagi wanita lainnya terkadang memiliki siklus menstruasi yang lebih tidak teratur. 

Suatu periode terjadi 14 hari setelah ovulasi jika kehamilan belum terjadi. Setelah sel telur dilepaskan dari ovarium, masa hidupnya sangat pendek. Pembuahan hanya dapat terjadi jika dibuahi 24 hingga 48 jam setelah masa ovulasi sebenarnya. 

Baca Juga: Bayi Pelangi Pasca Keguguran, Harapan bagi Ibu Hamil

Akan tetapi, sperma pada pria dapat tetap hidup dan bertahan di tubuh hingga lima hari setelah proses ejakulasi. Jadi, dimungkinkan untuk melakukan hubungan intim hingga lima hari sebelum berovulasi akan menghasilkan kehamilan.

Realitas biologis ini berarti periode kesuburan yang sebenarnya dapat berlangsung dari lima hingga delapan hari bagi kebanyakan wanita. Secara umum, wanita paling subur pada waktu-waktu berikut:

  • Lima hari sebelum masa ovulasi
  • Hari ovulasi
  • Dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah masa ovulasi

 Baca Juga: 10 Buah yang Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Diantaranya Ialah Anggur

Perkiraan masa subur seseorang dapat dihitung dengan rumus berikut yaitu,

  • Siklus terpendek yang dialami. Misalkan, 28 hari. Setelah itu kurangi angka tersebut dengan 18. Maka hasilnya adalah 10 hari. Angka tersebut merupakan hari pertama subur.
  • Siklus terpanjang yang dialami. Misalkan 30 hari. Setelah itu kurangi angka tersebut dengan 11. Maka hasilnya adalah 19 hari. Angka tersebut merupakan hari terakhir subur.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diketahui siklus rata-rata adalah 28-30 hari, dengan demikian, wanita tersebut memiliki masa subur pada hari ke-10 hingga 19.

Baca Juga: 10 Manfaat Air Kelapa untuk Dikonsumsi Ibu Hamil

Dengan demikian, seseorang cenderung tidak hamil apabila telah mengidentifikasi secara akurat masa subur dan menghindari hubungan seks tanpa kondom pada hari-hari tersebut setiap bulannya. 

Secara teoritis, hal ini akan mencegah sperma yang bisa masuk di saluran tuba pada saat yang sama dengan sel telur yang layak. Pada gilirannya, hal ini akan mencegah pembuahan dan pembuahan.

Meskipun demikian, kesadaran akan kesuburan adalah salah satu metode kontrasepsi yang tidak bisa selalu diandalkan. Diperlukan berbagai metode pengumpulan informasi. Gunakan metode kalender, metode suhu, dan metode lendir serviks untuk meningkatkan efektivitas FAM.

Baca Juga: Cara Pengobatan Morning Sickness Saat Hamil Secara Alami di Rumah

Cara mendeteksi siklus menstruasi

Siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda. Untuk menggunakan FAM secara efektif, penting untuk mengetahui kapan seseorang sedang berovulasi. Terdapat beberapa cara untuk melacak siklus ovulasi dan kesuburan. 

Dengan menggunakan kombinasi berikut ini meningkatkan efektivitas dalam mencegah kehamilan. Seperti yang dilansir dari laman Healthline, berikut beberapa metode umum yang dimasukkan ke dalam kesadaran kesuburan:

Metode ritme kalender

Wanita menggunakan siklus menstruasi yang lalu untuk memperkirakan waktu ovulasi tiba. Hal  ini adalah metode pengendalian kelahiran yang mungkin tidak dapat diandalkan. 

Oleh karenanya, hal ini harus dihindari jika siklus menstruasi wanita yang lebih pendek dari 26 hari atau lebih dari 32 hari.

Baca Juga: Tips Agar Persalinan Normal bagi Ibu Hamil, Berikut Caranya 

Metode suhu

Dengan mendeteksi suhu tubuh basal (BBT) pada wanita untuk beberapa siklus dengan menggunakan termometer basil yang sangat sensitif untuk mengukur suhu sebelum bangun dari tempat tidur setiap pagi. Karena lonjakan hormonal, BBT naik tepat setelah ovulasi.

Metode lendir serviks

Metode ini dilakukan dengan cara mendeteksi warna, ketebalan, dan tekstur lendir serviks untuk memantau kesuburan. Lendir serviks menjadi lebih tipis, licin, dan melar ketika berovulasi.

Metode simtotermal

Ketika menggunakan ketiga metode di atas secara bersamaan, menjadikan FAM paling efektif. Wanita yang ingin mencegah kehamilannya harus mendeteksi setidaknya 6-12 siklus menstruasi sebelum mulai hanya mengandalkan FAM untuk kontrasepsi.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler