Diego Maradona Meninggal Karena Henti Jantung Bukan Serangan Jantung, Simak Bedanya

26 November 2020, 15:55 WIB
Diego Maradona dengan seragam kebanggaannya. /instagram.com/maradona

RINGTIMES BALI – Kabar duka kembali melanda dunia sepak bola yaitu asal Argentina. Diego Armando Maradona telah dikabarkan meninggal dunia pada 25 November 2020 pagi hari. Di usianya 60 tahun, maradona direnggut nyawanya akibat henti jantung.

Kebanyakan orang salah mengira bahwa henti jantung sama dengan serangan jantung. Kali ini, Ringtimes bali merangkum beberapa perbedaan tentang henti jantung dan serangan jantung.

Henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Meski sama-sama penyakit serius yang menyebabkan jantung tidak dapat bekerja normal, namun istilah keduanya berbeda.

Baca Juga: Diego Armando Maradona Meninggal Akibat Henti Jantung, Begini Gejalanya

Berikut beberapa hal yang menjadi perbedaan antara henti jantung dan serangan jantung yaitu,

  1. Definisi

Henti jantung dalam istilah medis disebut dengan cardiac arrest, sedangkan serangan jantung dalam istilah medis disebut dengan heart attack.  

Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi yang terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara mendadak. Hal ini disebabkan adanya gangguan impuls listrik pada otot jantung.

Akibatnya, pasokan darah ke seluruh tubuh mengalami gangguan, sehingga organ vital seperti otak juga tidak menerima distribusi darah yang cukup. Hal ini bisa berujung kematian.

 Baca Juga: 8 Tips Penting Menjaga Jantung Agar Tetap Sehat, Salah Satunya Hindari Stres

Sementara itu, serangan jantung (heart attack) adalah kondisi yang terjadi ketika ada penyumbatan pada pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak lemak dan semacamnya. Namun, kondisi serangan jantung ini keadaan jantung terus berdetak.

Serangan jantung ini mengakibatkan kurangnya asupan oksigen dari aliran darah yang menuju jantung.

  1. Gejala

Gejala pertama yang ditunjukkan oleh korban henti jantung adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, tidak bernapas, lemas secara tiba-tiba, dan kehilangan denyut nadi.

 Baca Juga: Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Pria dan Wanita, Simak Penjelasanya

Di sisi lain, gejala yang ditimbulkan pada korban serangan jantung biasanya kurang spesifik yaitu nyeri dada, sesak napas, berkeringat dingin, dan lainnya.

  1. Penyebab

Henti jantung disebabkan ketika irama jantung menjadi tidak normal atau disebut dengan aritmia sehingga aktivitas listrik terpengaruh dan tidak mampu memompa darah ke tubuh.

Penyebab henti jantung yang paling sering adalah fibrilasi ventrikel yaitu gangguan aritmia yang terjadi di bilik jantung.

Baca Juga: Pahami Gejala Serangan Jantung yang Berbahaya Serta Penyebabnya 2020

Di sisi lain, serangan jantung disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyumbatan ini biasanya dipicu oleh lemak atau kolesterol yang menumpuk pada pembuluh darah.

Pada faktanya, serangan jantung dapat menyebabkan henti jantung. Ketika suplai darah ke otot jantung terganggu, hal itu dapat menghentikan detak jantung.

  1. Faktor risiko

Faktor risiko serangan jantung yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Baca Juga: 7 Cara Menjaga Jantung Tetap Sehat, Salah Satunya Berolahraga

Faktor risiko henti jantung termasuk memiliki gangguan serangan jantung dan semua faktor risiko yang termasuk dalam serangan jantung.

Kesamaan yang dimiliki keduanya yaitu apabila tidak ditangani tepat waktu, baik henti jantung dan serangan jantung akan berakibat fatal. Oleh karena itu, mendapatkan perawatan medis segera dalam beberapa menit setelah henti jantung atau serangan jantung sangat penting.

Selain itu, untuk mencegah keduanya yaitu menjauhkan diri dari stress, memiliki pola makan dan tidur yang teratur dan sehat, dan hal semacamnya.

Seringkali, orang mengabaikan gejala ringan seperti sesak napas karena mengira itu hanya rasa sakit biasa. Tetapi sebenarnya adalah hal-hal kecil tersebut yang perlu diperhatikan untuk mencegah serangan jantung.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler