Bukan Cuma Islam, Ternyata 3 Masalah Ini yang Buat Hubungan Erdogan dan Macron Memanas

28 Oktober 2020, 05:41 WIB
Bukan Cuma Islam, Ternyata 3 Masalah Ini yang Buat Hubungan Erdogan dan Macron Memanas /Al Araby/

RINGTIMES BALI - Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sorotan setelah melontarkan komentar sentimen pada Islam.

Berbagai lapisan masyarakat bahkan para kepala negara ikut berkomentar dan mengecam tindakan Prancis.

Hubungan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya juga semakin meruncing.

Baca Juga: Nilai Prancis Tidak Adil Hanya Kritik Islam, Dosen Unpad: Indonesia Tak Perlu Komentari Macron

Ternyata, selain masalah pelecehan kepada umat muslim, kedua pemimpin itu juga berselisih isu lain, seperti dikutip RINGTIMES BALI dari laman WARTA EKONOMI, 27 Oktober 2020.

Dilansir Al Jazeera, berikut sederet isu yang memanaskan hubungan kedua pemimpin tersebut :

1.Konflik Armenia-Azerbaijan

Macron telah mempermasalahkan dukungan Erdogan terhadap kubu saingannya.

Baca Juga: Emanuel Macron Terbitkan Kartun Nabi Muhammad, Hamas: Dia Berupaya Hidupkan Perang Salib

Pada akhir September dia menyebut pemimpin Turki sembrono dan berbahaya terhadap pasukan Azeri dalam upayanya merebut kembali wilayah yang memisahkan diri dan diduduki Armenia di Nagorno-Karabakh.

Prancis tetap sangat prihatin tentang komentar Turki yang suka perang.

"Pada dasarnya ini menghilangkan hambatan apa pun dari Azerbaijan dan akan menjadi penaklukan kembali Karabakh utara. Itu tidak akan kami terima,” kata Macron.

Baca Juga: Waduh! Ace Hardware Digugat Pailit, Cek Fakta-Faktanya Berikut Ini

Beberapa hari kemudian, Macron menuduh Turki telah mengirim milisi Suriah untuk mendukung pasukan Azeri.

Sebelumnya ini menggemakan tuduhan serupa yang dibuat pada Januari di Ankara atas penempatan tentara bayaran Suriah ke Libya.

2. Mediterania Timur
Pada September, Erdogan memperingatkan Macron untuk tidak mengacaukan negaranya selama ketegangan antara Yunani dan Siprus di satu sisi dan Turki di sisi lain.

Baca Juga: Prancis Peringati Warganya, Gelombang Kemarahan Umat Islam Dunia atas Kartun Muhammad 'Memuncak'

“Jangan main-main dengan orang Turki. Jangan main-main dengan Turki,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi yang menandai peringatan 40 tahun kudeta 1980, dilansir Al Jazeera, Selasa,27 Oktober 2020.

Ankara dan Athena telah terjerat dalam perselisihan atas sumber daya hidrokarbon di Mediterania Timur yang menarik kekuatan Eropa, termasuk Prancis.

Beberapa hari sebelumnya, Macron mengatakan orang Eropa harus mengambil sikap yang jelas dan tegas bukan melawan Turki sebagai bangsa.

Baca Juga: Emmanuel Macron Hina Nabi Muhammad, Erdogan dan Negara Arab Serukan Boikot Produk Prancis

Melainkan melawan Turki sebagai pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan yang telah mengambil tindakan yang tidak dapat diterima

3. Libya

Pada Juni, Macron mengecam Erdogan atas apa yang dia gambarkan sebagai Permainan Berbahaya Ankara di Libya.

Turki dan Prancis mendukung pihak yang berlawanan dalam perang saudara yang telah berlangsung lama di Libya

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Lecehkan Islam dan Hina Nabi Muhammad, Umat Kristen Bereaksi

"Saya telah memiliki kesempatan untuk mengatakan dengan sangat jelas kepada Presiden Erdogan. Saya menganggap Turki memainkan permainan berbahaya di Libya hari ini dan bertentangan dengan semua komitmen yang dibuat pada konferensi Berlin," kata Macron

Pernyataan tersebut merujuk pada pertemuan puncak perdamaian di mana Turki dan beberapa pihak lain berjanji untuk berhenti mempersenjatai pihak Libya yang bertikai.

"Kami tidak akan menolerir peran yang dimainkan Turki di Libya,” ujar Macron

Baca Juga: Negara Islam di Dunia Kecam Pendapat Emmanuel Macron, Tak Akan Cegah Penerbitan Kartun Nabi Muhammad

Prancis telah dituduh mendukung komandan militer pemberontak yang berbasis di timur, Khalifa Haftar, pada April 2019 dengan melancarkan serangan untuk merebut kendali ibu kota dari Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui secara internasional.

Aksi itu menyebabkan pembunuhan lebih dari 1.000 orang

Menurut Pierre Razoux dari Mediterranean Foundation of Strategic Studies, strategi Erdogan ditujukan untuk mendorong Prancis ke langkah yang salah.

Baca Juga: Waduh! Ace Hardware Digugat Pailit, Cek Fakta-Faktanya Berikut Ini

Langkah itu juga mengalihkan perhatian dari masalahnya sendiri di dalam dan luar negeri.

"Erdogan mencoba mengisolasi Prancis dan memecah belah Eropa, jadi dia menembaki semua silinder," kata Razoux.***(Tim WE)

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler