Rubel Rusia Melemah terhadap Dolar AS, Capai Level Terendah Selama 11 Bulan Terakhir

- 17 Maret 2023, 09:15 WIB
Ilustrasi mata uang Rusia, rubel.
Ilustrasi mata uang Rusia, rubel. /Pexels/Anna Tis/

RINGTIMES BALI - Pada awal perdagangannya Kamis, 16 Maret 2023, mata uang Rusia, rubel, jatuh pada titik terlemahnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam sebelas bulan terakhir.

Hal tersebut dipengaruhi turunnya harga minyak di tengah sentimen pasar yang tengah rapuh, imbas kekhawatiran krisis semakin dalam bagi bank-bank dunia.

Dikutip dari ANTARA, pada minggu lalu Silicon Valley Bank di AS runtuh dan meluas ke pasar-pasar saham yang berada di Eropa dengan Credit Suisse di tengah kekalahan.

Sampai Bank Central Swiss turun tangan mengeluarkan bantuan sebesar 54 miliar dolar AS untuk menghentikannya.

Baca Juga: Pangeran Charles Setelah Kematian Ratu Elizabeth II, Pilih Nama Baru sampai Cetak Wajah di Mata Uang

Pada pukul 07.53 GMT, rubel melemah 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 76,18, terlemah sejak akhir Februari, dan mendekati titik terendah dalam hampir 11 bulan terakhir.

Mata uang Rusia ini juga telah kehilangan 0,8 persen untuk diperdagangkan pada 80,89 versus euro, serta telah turun 0,2 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 11,02. Penurunan ini menjadi tanda terlemah sejak akhir April 2022.

Menurut seorang analis Promsvyazbank, rubel bisa melemah menuju 77 terhadap dolar akibat harga minyak yang berada tetap di bawah tekanan.

Pulih pada posisi terendah pada sesi sebelumnya selama satu tahun ini, harga minyak mentah Brent, pada patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 74,0 dolar AS per barel.

Halaman:

Editor: Yunita Amelia Rahma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x