Omed-omedan, Tradisi Unik Desa Sesetan Setelah Hari Raya Nyepi

- 15 Maret 2021, 12:40 WIB
Tradisi Seusai Nyepi Omed-omedan pada tahun 2016.
Tradisi Seusai Nyepi Omed-omedan pada tahun 2016. /Tangkap Layar YouTube.com/Novita Listyani

Sebelum memulai Omed-omedan, peserta telebih dulu dibagi menjadi dau grup yakni, grup muda dan mudi. Setelah itu, para peserta akan melakukan persembahyang.

Setelah itu, dibuka dengan penampialan tarian barang bangkun (barong babi) sebagai pengigat peristiwa beradunga dua babi hutan di desa tersebut.

Musik gamelan pun dimainkan, seorang sesepuh desa memberikan aba-aba agar kedua kelompok saling mendekat.

Kemudian, peserta akan dipilih bergantian dari masing-masing kelompok dan diangkat dapa baisan dan kemudian saling beradu.

Baca Juga: Makna Ritual Melasti Dalam Rangkaian Hari Raya Nyepi

Peserta yang diangkat sebelumnya akan saling berpelukan satu sama lain, tak jarang mengadu pipi, kening, dan mulut.

Sedangkan, para peserta yang berada di bawah akan menarik mereka hingga terlepas, jika mereka tak kunjung terlepas maka panita akan menyirami dengan air hingga basa kuyup.

Ngurah Bima menjelaskan bila momen seperti berpelukan, atauapun terjadinya ciuman antara peserta merupakan kondisi keos yang tidak akan memungkinkan para pesertanya untuk menikmati momen tersebut.

Sebelumnya, di masa lalu, tradisi Omed-omedan sempat ditiadakan, namun tiba-tiba dua ekor babi hutan saling bertarung di tengah desa.

Pihak Desa Sesetan pun memanggil seka teruna-teruni untuk mengadakan Omed-omedan dan tradisi itu pun berlanjut hingga sekarang.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Indonesia Kaya Pemerintah Kota Denpasar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah