Menparekraf Sandiaga Uno Siap Manfaatkan Momentum G20 untuk Pariwisata Berkelanjutan  

1 Juni 2022, 07:54 WIB
Menparekraf RI Sandiaga Uno. /Instagram/@sandiuno/

RINGTIMES BALI – Menparekraf Sandiaga Uno nyatakan pihaknya siap manfaatkan momentum G20 untuk suarakan inisiatif pariwisata berkelanjutan, sekaligus mempromosikan ekowisata Indonesia melalui program Carbon Footprint Calculator (CFPC).

Dalam Weekly Press Briefing virtual pada Senin, 30 Mei 2022, Sandiaga Uno menjelaskan program CFPC menjadi kontribusi pada salah satu dari lima pilar Presidensi G20 2022.

Pilar tersebut menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan serta penyelarasan resmi G20 side event dengan selebrasi World Tourism Day 2022.

Baca Juga: Kemendikbudristek Nyatakan Proses Perancangan RUU Sisdiknas Masih Tahap Perencanaan

Sandiaga Uno menambahkan, program tersebut dianggap menjadi bukti konkret atas peran Indonesia untuk mencapai target Nationally Determined Contribution di tahun 2030 dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan dari dalam negeri dan 41 persen dari dukungan internasional.

Tidak hanya itu, agenda tersebut juga diharapkan dapat mencapai Net Zero Emission atau nol emisi karbon di tahun 2060 mendatang.

“Ini bukan untuk kita, tapi untuk anak cucu kita ke depan bahwa kita harus memberikan satu warisan pariwisata yang lebih berkelanjutan, sehingga keindahan alam kita ini bisa kita wariskan kepada generasi penerus,” ucapnya dikutip dari Antara.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan 6 Arahan Terkait Pemilu 2024  

Ia mengatakan, program CFPC adalah upaya penyerapan jejak karbon yang dihasilkan industri pariwisata demi membantu mencegah dampak buruk yang dapat mempengaruhi iklim.

Karbon kalkulator akan menghitung besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas seorang wisatawan dari dan ke destinasi wisata tertentu.

Contohnya, jika ia ingin menuju Bali dari New York menggunakan pesawat kelas ekonomi. Dari perhitungan kalkulator karbon, maka Menparekraf harus menanam 20 pohon sebagai bentuk pelunasan karbon dari karbon yang dikeluarkan pesawat.

Baca Juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo Sayangkan 100 CPNS Lulus Seleksi Undur Diri Karena Gaji Kecil

Hal tersebut merupakan upaya untuk mengurangi emisi karbon yang dirilis ke atmosfer, kemudian dilunasi dalam jumlah yang sama.

Hal itu ditujukan untuk menciptakan ruang hijau yang lebih luas, sehingga dapat memperbaiki kualitas udara.

“Nanti diberikan opsi di destinasi seperti Bali untuk menanam mangrove, mungkin di desa wisata Pemuteran di Buleleng atau kita bisa menanam pohon di Danau Batur. Ini adalah program-program kita untuk melakukan offset atau donasi melalui penanaman pohon dan juga bisa mangrove maupun kegiatan lainnya,” katanya.

Baca Juga: BKKBN Luncurkan Program Bapak Asuh Stunting Pada Anak Lewat Makanan Sehat oleh TPK

Berdasarkan data dari Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia, sektor pariwisata menyumbang sekitar 5 persen emisi dunia.

Banyak negara telah melakukan standardisasi penggunaan energi dan jejak karbon di semua industri, termasuk industri pariwisata.

Adapun beberapa sumber emisi utama dalam industri pariwisata yaitu energi dari transportasi, hotel, tempat wisata, konsumsi makanan minuman, hingga sampah yang dihasilkan dari aktivitas berwisata.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler