Di mana, setiap pengemong dikenakan biaya sebesar 5 juta rupiah/sawa.
Untuk pelengkap dana yang lain, warga Desa Adat Pinge berhasil mengumpulkannya dari iuran per-KK sebesar 300 ribu rupiah dari 165 kk dan sisanya dari hasil dana punia masyarakat.
Sementara dalam karya yang kedua, yakni di Desa Pujungan, Pitra Yadnya dirangkaikan dengan pengabenan massal dan metatah massal, di mana jumlah yang terdaftar yakni 19 sawa dan 38 orang peserta metatah.
Baca Juga: Bupati Sanjaya Hadiri Yadnya di Griya Sakti Manuaba Tunjuk
Jika Desa Adat Pinge memiilki perarem pengabenan setiap 10 tahun sekali, di Desa Pujungan menetapkan karya ini dilangsungkan setiap 5 tahun sekali.
Yang mana di kedua Desa puncak acaranya ditetapkan pada tanggal 30 juni medatang. Pendanaan pun sebagian besar berasal dari masyarakat, untuk pengabenan diambil dari Dana abadi dan dana punia, dan untuk peserta metatah dikenakan biaya 150 ribu rupiah setiap peserta.
Dengan biaya yang relative terjangkau ini, Bupati Sanjaya tentunya sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan setingginya bagi kedua desa.
Sebab dengan bantuan warga setempat, secara bergotong-royong, Karya Pitra Yadnya bisa berjalan dengan baik lan memargi antar.
Di kesempatan itu, Sanjaya juga nyatakan komitmennya untuk terus bisa turun ke masyarakat, menyaksi karya-karya yang diselenggarakan, guna menjadikan upacara menjadi karya yang Satwika.
“Kenapa saya hadir mengupa saksi, tujuannya agar mangda karya ida dane sane kewangun, mangda memargi antar, labda karya sida sidaning don, mangda satwika, utamaning utama,” tutur lembut Sanjaya siang itu saat memberikan sambutan di Desa adat Pinge.