Angka Kelahiran Kian Menurun, China Mulai Izinkan Pasangan Punya 3 Anak

- 16 Maret 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi bayi. Angka kelahiran di China terus menurun.
Ilustrasi bayi. Angka kelahiran di China terus menurun. /Pixabay/skalekar1992

RINGTIMES BALI – Pemerintah China sedang berupaya untuk menaikkan angka kelahiran yang beberapa tahun belakangan mengalami penyusutan.

Penasihat politik pemerintah telah merekomendasikan lebih dari 20 cara untuk meningkatkan angka kelahiran di China.

Pada tahun 2021, Pemerintah China sudah menaikan batas memiliki anak, menjadi 3 anak setiap keluarga, yang dahulunya pada tahun 1980 sampai 2015 otoritas setempat memberikan batas 1 anak untuk 1 keluarga.

Baca Juga: WNA Dilarang Kendarai Motor di Bali, Dispar Sebut Sudah Ada Regulasi yang Mengatur

Pasangan muda yang telah menikah mengatakan biaya pengasuhan anak dan pendidikan anak cukup mahal sedangkan pendapatan kerja mereka rendah. Dua hal itu menjadi alasan mereka belum menginginkan kelahiran anak.

Selain itu, maraknya kasus ketidaksetaraan gender serta pengamanan sosial yang rendah di China juga menjadi alasan lainnya.

Pada pertemuan tahunan, China's People's Political Consultative Conference (CPPCC) telah membuat proposal peningkatkan angka kelahiran.

Dalam proposal, mereka menyampaikan cara menaikkan angka kelahiran di China, misalnya memberikan subsidi untuk keluarga yang sedang membesarkan anak, memperluas pendidikan publik gratis, hingga meningkatkan akses ke perawatan kesuburan.

Baca Juga: Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik Saat Korsel-AS Gelar Latihan Militer Gabungan

Para ahli menganggap adanya proposal itu sebagai tanda positif bahwa China memandang penuaan dan penurunan demografi dengan urgensi. 

Terlebih, usai data menunjukkan populasi menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade tahun yang lalu.

"Anda tidak dapat mengubah tren penurunan," kata Xiujian Peng, peneliti senior di Pusat Studi Kebijakan di Universitas Victoria di Australia. 

"Tapi tanpa ada kebijakan yang mendorong kesuburan maka kesuburan akan semakin menurun," tambahnya.

Baca Juga: Ekonomi Rusia Stabil, Vladimir Putin: Sanksi Barat Tidak Berpengaruh

Anggota CPPCC, Jiang Shengnan mengatakan bahwa kaum muda bekerja hanya delapan jam per hari sehingga mereka masih punya waktu untuk jatuh cinta, lalu menikah dan akhirnya mempunyai keturunan.

Banyak Provinsi di China yang telah memberikan insentif, namun hanya untuk anak kedua dan ketiga saja. Maka, ke depannya agar anak pertama juga dapat diberikan insentif untuk mendorong pasangan memiliki buah hati, meskipun hanya satu anak saja.

National Health Commission (NHC) mengeluarkan rancangan peraturan pada hari Rabu, 15 Maret 2023 yang akan memungkinkan individu memenuhi syarat menjalankan operasi penitipan anak untuk maksimal lima anak hingga usia tiga tahun.

Hal itu sebagai upaya dari NHC untuk membantu mengurangi tekanan pada keluarga muda atau pasangan yang baru saja menjalani pernikahan.

Baca Juga: Di Tengah Inisiasi Kapal Selam Canggih AUKUS, Rishi Sunak Dikritik akibat Pemanas Kolam Pribadi

Untuk diketahui, tingkat kelahiran China pada tahun lalu turun menjadi 6,77 kelahiran per 1.000 orang, dari mulanya 7,52 kelahiran pada 2021, dan itu merupakan sebuah rekor terendah yang pernah terjadi.

Para ahli menjelaskan dengan adanya Proposal CPPCC seperti cuti hamil yang dibayar oleh pemerintah daripada perusahaan akan membantu mengurangi diskriminasi terhadap perempuan, sementara meningkatkan cuti melahirkan akan menghilangkan hambatan bagi ayah dalam mengambil lebih banyak tanggung jawab mengasuh anak.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x