RINGTIMES BALI - Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Provinsi Bali, Ketut Hari Suyasa berharap ada kolaborasi yang baik antara para peternak babi di Bali dengan peternak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Apalagi dua wilayah tersebut memiliki karakter yang hampir sama terkait peternakan, terutama dalam hal pertukaran pengetahuan hingga peluang usaha.
Menurutnya usaha peternakan babi adalah primadona bagi peternak di Bali. Karena menjadi penopang ekonomi masyarakat. Selain itu menjadi bagian yang tidak terpisah dari kehidupan sosial masyarakatnya, begitu pun juga bagi masyarakat NTT.
Baca Juga: MRT Fase 3A Rute Cikarang - Balaraja Dideklarasikan, Target Selesai 2029, Efektif Mengurangi Macet?
"Bahkan ada peluang untuk GUPBI bisa hadir di NTT. Dengan adanya organisasi seperti ini maka perjuangan peternak bisa tersampaikan lewat satu pintu," ujar Hari Suyasa saat diskusi dengan tema ‘Ternak Babi Penopang Ekonomi Bali’ di Warung Pica, Sudirman, Denpasar, Sabtu 25 Februari 2023.
Dalam diskusi yang digelar sejumlah wartawan berbagai media di Denpasar yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis Nusa Tenggara Timur (Pena NTT) ini, disoroti pula permasalahan sistem kemitraan inti plasma.
Menurut Hari Suyasa kemitraan inti plasma menimbulkan praktek yang tidak sinkron dan cenderung menjadi praktek monopoli.
Baca Juga: Bentuk Apresiasi Ketua WHDI Bangli Serahkan Bingkisan Kepada Pemangku Dan Srati
Contohnya pabrik atau distributor pakan ternak yang seharusnya bermitra dengan petani pemasok bahan baku, malah realitasnya bermitra dengan peternak khususnya babi.