Putin Sebut Ekonomi Rusia Terbukti Tangguh Meski Ada Sanksi Barat

- 22 Februari 2023, 11:02 WIB
Dalam rapat internal mengatakan ekonomi Rusia telah terbukti tangguh meskipun ada sanksi Barat.
Dalam rapat internal mengatakan ekonomi Rusia telah terbukti tangguh meskipun ada sanksi Barat. /twitter/@Encuestando

RINGTIMES BALI - Ekonomi Rusia telah bertahan dari sanksi Barat dan telah "berkembang jauh lebih kuat dari yang diyakini Barat," kata Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa 21 Februari 2023. 

Sejak 2014, Rusia telah dikenakan sanksi oleh beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Australia, atas tindakan aneksasi Crimea dan dukungan terhadap pemberontakan di Ukraina.

Sanksi-sanksi ini meliputi pembatasan perdagangan, keuangan, dan teknologi terhadap Rusia. 

Meskipun sanksi-sanksi ini telah memberikan dampak negatif pada ekonomi Rusia, seperti melemahnya nilai tukar rubel dan menurunnya investasi asing, ekonomi Rusia telah mulai pulih dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2021, ekonomi Rusia tumbuh sebesar 4,7 persen, yang jauh lebih tinggi dari proyeksi awal pemerintah sebesar 3,8 persen. 

Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Hwasong 17, Korsel dan Jepang Panik

"Kami telah memastikan stabilitas situasi ekonomi, melindungi masyarakat, menyelamatkan pekerjaan, mencegah kelangkaan di pasar, termasuk barang-barang penting, serta mendukung sistem keuangan dan para pengusaha," sebut Putin dalam pidato tahunannya di Majelis Federal (Federal Assembly) Rusia. 

Bank Sentral Rusia pada September 2021, di mana mereka memperkirakan penurunan PDB sebesar 4,5-5,5 persen untuk tahun 2021. 

"Data terbaru menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia turun 2,1 persen pada 2022, mengalahkan penurunan ekonomi sebesar 20-25 persen yang diprediksi oleh para analis Barat pada awal tahun lalu, katanya.

Pangsa rubel dalam pembayaran internasional Rusia naik dua kali lipat bisa menunjukkan bahwa ada peningkatan kepercayaan dan penggunaan rubel sebagai mata uang transaksi internasional. 

Baca Juga: Kebakaran SPBU Lembongan Disebabkan oleh Percikan Api Sepeda Motor

Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengurangan ketergantungan pada dolar AS dan upaya Rusia untuk mempromosikan penggunaan rubel dalam perdagangan internasional. 

Pernyataan Putin tentang kerja sama dengan para mitra untuk membentuk sistem pembayaran global yang stabil dan aman yang bebas dari dolar AS dan mata uang Barat lainnya.

Hal itu mencerminkan keinginan Rusia untuk mengurangi risiko terkait dengan penggunaan mata uang yang didominasi oleh negara-negara Barat dalam perdagangan internasional. 

Dalam jangka pendek, peningkatan penggunaan rubel dalam pembayaran internasional mungkin memberikan manfaat bagi Rusia.

Tetapi upaya untuk membentuk sistem pembayaran global yang independen dari mata uang Barat akan menjadi proyek jangka panjang dan ambisius yang memerlukan dukungan dari banyak negara dan mitra internasional. 

Baca Juga: Sopir Fortuner Ditembak di Kepala, Sang Majikan Ditangkap

"Para inisiator sanksi sedang menghukum diri mereka sendiri. Mereka telah mendorong inflasi di negara mereka sendiri, kehilangan lapangan pekerjaan, penutupan perusahaan, dan krisis energi," ujar Putin, dikutip Xinhua Rabu, 22 Februari 2023. 

"Namun mereka mengatakan kepada rakyatnya bahwa Rusia yang harus disalahkan atas segalanya," sambungnya.

Sanksi ekonomi merupakan instrumen politik yang digunakan oleh banyak negara dalam rangka menekan atau memperbaiki perilaku negara lain. 

Sanksi tersebut dapat mempengaruhi ekonomi negara yang dikenai sanksi, tetapi juga dapat mempengaruhi negara-negara lain yang memiliki hubungan ekonomi dengan negara yang dikenai sanksi. 

Dalam beberapa kasus, sanksi ekonomi dapat memperburuk keadaan ekonomi dan sosial di negara yang dikenai sanksi, termasuk inflasi, kehilangan lapangan pekerjaan, dan penutupan perusahaan. 

Baca Juga: Sebuah Mobil BMW Tercebur ke Kali Bintaro Akibat Gagal Drifting

Namun, pengaruh sanksi terhadap ekonomi suatu negara akan bergantung pada faktor-faktor lain seperti tingkat ketergantungan ekonomi negara tersebut terhadap negara-negara lain, kualitas kebijakan ekonomi dalam negeri, dan lain sebagainya. 

Pernyataan bahwa para inisiator sanksi mengatakan kepada rakyatnya bahwa Rusia yang harus disalahkan atas segalanya juga perlu ditinjau dengan lebih cermat.

Penilaian mengenai dampak sanksi ekonomi tidaklah sepenuhnya seragam, dan berbagai pihak mungkin memiliki pandangan yang berbeda. 

Mengenai sebab dan akibat di balik kondisi ekonomi dan sosial tertentu. Oleh karena itu, pernyataan seperti ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dan dengan memperhatikan perspektif yang beragam.*** 

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x