Hasil Uji Lab Korban Keracunan Massal di Cilanggari Gununghalu Diumumkan Dinkes KBB

- 18 Februari 2023, 07:29 WIB
Ilustrasi hasil uji laboratorium sampel makanan penyebab keracunan massal di Gununghalu, dalam nasi putih positif ada bakteri Staphylococcus aureus.
Ilustrasi hasil uji laboratorium sampel makanan penyebab keracunan massal di Gununghalu, dalam nasi putih positif ada bakteri Staphylococcus aureus. /Ringtimes Bali/Ferdiansyah /Pinterest

RINGTIMES BALI - Hasil uji laboratorium dari sampel makanan hidangan yang mengakibatkan 109 orang yang keracunan dalam acara keagamaan yang diadakan di Desa Cilanggari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah diumumkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Hermawan, Jum'at 17 Februari 2023.

Dinkes KBB menyampaikan perihal kandungan bakteri apa yang terdapat pada nasi, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang dalam nasi bok hidangan acara keagamaan tersebut.

Dari hasil uji laboratorium diketahui makanan yang diduga menjadi penyebab utama dalam peristiwa keracunan massal yang terjadi pada Minggu 12 Februari 2023 lalu.

Baca Juga: AMP NKRI Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan Bangsa

Setelah dilakukan uji laboratorium alhasil menemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus di dalam nasi putih saja yang lainnya negatif.

Disampaikan oleh Kepala Dinkes KBB Hernawan Wijayanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah menguji mikroba sampel makanan, dari empat sampel makanan yang diperiksa itu terdeteksi satu bakteri.

“Mengambil empat sampel di dalam nasi kotak yakni nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang. Uji laboratorium menemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus di dalam nasi putih,” kata Hernawan, Jumat, 17 Februari 2023.

Baca Juga: Maknai Tumpek Klurut Sebagai Hari Kasih Sayang, Wabup Diar Kunjungi Yayasan Gurukula Bangli

Ia menyebutkan, di dalam nasi putih positif ada bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan sampel lainnya aman dari bakteri dan cemaran bahan kimia lainnya.

Menurutnya, bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.

Halaman:

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x