Ia menjelaskan bahwa hal itu bukan hanya gempa bumi; ini juga gempa politik. Pihak oposisi pasti akan menggunakan ini sebagai amunisi untuk melawan pemerintah.
Di sisi lain, pihak berwenang sekarang berpacu dengan waktu untuk melakukan hal yang terbaik yang mereka bisa menjelang pemilu untuk memastikan kelangsungan hidup politik mereka.
Ada pembicaraan tentang rencana penundaan pemilu hingga bulan Juni, atau bahkan lebih lama lagi jika pemerintah tidak dapat mengatasi situasi ini.
Baca Juga: Indonesia Kirim Misi Kemanusiaan ke Salah Satu Provinsi di Turki
"Kami tidak tahu, masih terlalu dini untuk mengatakannya. Yang pasti, pemerintah berada dalam posisi yang sangat sulit, bukan hanya karena gempa bumi dan tragedi kemanusiaan yang terjadi, namun juga karena elektabilitasnya," Taha memperjelas.
"Kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam beberapa minggu ke depan, ketika cakupan penuh dari bencana ini menjadi jelas. Namun saat ini, masyarakat marah dan sedih, dan tidak ada yang mau memikirkan implikasi politiknya," tutupnya.***
Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.