Network
RINGTIMES BALI – Pemkab Bangli mengadakan diskusi dalam rangka mempercepat penurunan jumlah kasus stunting atau kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan pertumbuhan anak menjadi terganggu sehingga badan mereka menjadi tengkes.
"Prevalensi balita stunting berdasarkan SSGI 2021 Bangli di persentase 11,8 persen. Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi," kata I Wayan Diar selaku Wakil Bupati Bangli, dikutip dari Antara Bali, Jumat, 9 September 2022.
"Kita perlu segera kita atasi bersama. Baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa, individu, komunitas maupun swasta, harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanganan stunting," sambungnya.
Baca Juga: Kominfo Targetkan 803 Pertemuan Startup dengan Venture Capital dalam HUB.ID 2022
Wabup Diar yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Bangli menjelaskan percepatan penanganan stunting memerlukan komitmen pemerintah sampai di tingkat desa, perubahan perilaku, dan pemberdayaan masyarakat.
Dia mengatakan pentingnya dukungan penganggaran dan intervensi perbaikan gizi serta akses sanitasi dalam upaya penurunan stunting.
Para pemangku kepentingan terkait di Bangli sudah melakukan penandatanganan komitmen bersama terkait mendukung percepatan penurunan stunting dengan konsisten dan berkelanjutan di desa maupun kelurahan penanganan stunting.
Baca Juga: Sebanyak 28 Merek Arak Bali Masuk Minuman di Sejumlah Hotel Bintang Lima
Turut hadir pada diskusi percepatan penanganan stunting tersebut perwakilan BKKBN Bali, pemimpin organisasi perangkat daerah, anggota TPPS, serta para camat di Bangli.***
