Pengamat Ekonomi Mengatakan Kenaikan Harga BBM Tidak akan Menyebabkan Gejolak Ekonomi

- 11 Juli 2022, 17:02 WIB
Ilustrasi. Harga BBM telah diubah Pertamina, Minggu, 10 Juli 2022.
Ilustrasi. Harga BBM telah diubah Pertamina, Minggu, 10 Juli 2022. /Pikiran Rakyat/Gita Pratiwi/

RINGTIMES BALI - Fahmy Radhi selaku Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada memberikan penilaiannya terhadap kenaikan harga BBM.

Ia menilai keputusan Pertamina menaikkan harga BBM dan elpiji nonsubsidi seiring naiknya harga minyak dan gas dunia, tidak akan menimbulkan gejolak ekonomi dan inflasi.

Lewat pesan singkatnya, Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada ini mengatakan,  jumlah konsumen Pertamax ke atas proporsinya kecil dan kebanyakan golongan menengah ke atas. Sedangkan biasanya orang kaya tidak suka gejolak.

Baca Juga: Dugaan Penipuan Hewan Kurban di Bukittinggi, Polisi Kejar Pelaku

Fahmy Radhi mengatakan apabila tujuan dari penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo dan Dex Series sesuai harga keekonomian, maka keputusan itu tepat dan sangat wajar.

Ia juga memberikan saran agar Pertamina juga bisa ikut menurunkan harga BBM nonsubsidi jika suatu saat harga minyak dunia turun.

"Bagi Pertamina, kenaikan harga BBM nonsubsidi bisa memperbaiki cash inflow. Sedangkan, bagi pemerintah bisa menurun dana kompensasi," kata Fahmy Radhi dikutip dari laman Antaranews.

Baca Juga: Cegah Wabah PMK, Polres Badung Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Kecamatan Petang

Per 10 Juli 2022 harga Pertamax Turbo yang sebelumnya hanya dijual Rp14.500 per liter kini naik menjadi Rp16.200 per liter.

Lalu harga Pertamina Dex yang semula hanya Rp13.700 per liter naik menjadi Rp16.500 per liter.

Halaman:

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x