Melalui hal itu, pihaknya ingin melakukan branding khususnya di kawasan wisata Sanur dan kota Denpasar agar menarik pasar domestik.
Meskipun demikian, ia juga melihat hambatan seperti rasa kurang percaya dirinya dan pendapatan para wisdom untuk berlibur ditengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, dengan pelonggaran persyaratan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, dapat menjadi momentum yang tepat untuk memulihkan pariwisata kembali.
“Original market Sanur sebelum pandemi yakni wisatawan Eropa sekitar 45 persen, Australia 45 persen, serta domestik dan Asia 10 persen. Dengan dibukanya border Internasional, turis Eropa dan Australia mulai masuk,” ucap Gusde yang juga selaku Ketua Yayasan Pembangunan Sanur.
Melalui promosi wisata dengan target wisatawan domestik dan mulai datangnya wisman, pihaknya menargetkan untuk meningkatkan okupasi hotel di area Sanur sekitar 20 hingga 30 persen.
Baca Juga: Covid-19 Tetap Bayangi Ramadhan 2022, Airlangga Hartarto: Pemerintah Siapkan Strategi
Dirinya mengatakan untuk saat ini rata-rata okupansi 15 hingga 20 persen dan berharap nantinya bisa terisi hampir 50 persen.
Disisi lain, Ni Made Sugiani selaku Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Denpasar menambahkan penyampaian untuk pelaksanaan Table Top memang khusus menargetkan wisdom.
“Hal ini kegiatan pengembangan pemasaran pariwisata dalam upaya untuk mempromosikan pariwisata kita yang sudah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19,” katanya.