“Membangun mekanisme pengendalian risiko dengan Amerika Serikat sangat mendesak. Konflik di bidang militer dan keamanan sangat berbeda dengan konflik di bidang ekonomi dan perdagangan,” kata Wu.
“China dan AS sama-sama memiliki kekuatan nuklir. Aktivitas laut dan udara yang sering terjadi bersamaan dengan pengerahan militer China dan AS akan menciptakan lebih banyak risiko konflik jika tidak ada mekanisme kontrol,” lanjut Wu.
Pengerahan militer AS di Selat Taiwan juga akan menimbulkan risiko di Laut China Selatan, karena kapal-kapal AS melewati Selat Taiwan sebelum memasuki perairan yang disengketakan, tambah Wu.
Baca Juga: Wanita di China Pasang Cetakan di Kepala Bayi Demi Dapat Kesempurnaan
China dan negara-negara Asia Tenggara sedang mendiskusikan kode etik di Laut China Selatan yang menurut Wu membuat kemajuan dengan 19 putaran negosiasi tingkat tinggi dan 32 putaran pembicaraan tingkat kerja sejauh ini.
Ada kerja sama antara militer China dan AS, tetapi langkah-langkah lain untuk membangun kepercayaan antara kedua kekuatan masih kurang, Wu menambahkan.
“China pasti akan berusaha mempertahankan keunggulan strategis maritimnya setelah aliansi Aukus, dan perlombaan senjata diharapkan,” pungkasnya.***