Kemendag Kembangkan Pasar Ekspor Baru untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

19 Maret 2023, 08:00 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol/

RINGTIMES BALI - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mengembangkan pasar ekspor baru pada sejumlah di kawasan Asia Selatan guna mendukung upaya menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh dan berkembang.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, saat di Mamuju, Sabtu 18 Maret 2023, mengatakan bahwa pada tahun 2022, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen.

Namun, Mendag juga memperkirakan bahwa pada tahun ini pertumbuhannya akan lambat.

“Tapi kita tetap dan akan melakukan ikhtiar dengan mengembangkan pasar-pasar ekspor di sejumlah negara,” ucap Mendag Zulkifli Hasan, dilansir dari Antara, Minggu, 19 Maret 2023.

Baca Juga: The Price of Confession akan Persembahkan 2 Pemeran Utama Wanita Badas: Song Hye Kyo dan Han So Hee

Menurut Zulkifli Hasan, selama ini pasar ekspor Indonesia adalah negara-negara di kawasan ASEAN, Eropa, dan Amerika.

Maka dari itu, ia akan berusaha keras mengembangkan pasar ekonomi baru sehingga ekonomi Indonesia bisa tetap tumbuh.

Adapun pengembangan pasar ekspor ini meliputi sejumlah negara seperti Bangladesh, India, dan Pakistan.

Selain kawasan Asia Selatan, Mendag menyebutkan akan melakukan pengembangan ekspor baru yang menyasar kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Baca Juga: 12 Ogoh-ogoh Terbaik se-Kota Denpasar Tampil di Kasanga Festival

Ia menjelaskan bahwa pasar-pasar di Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, sebelumnya pernah dikuasai oleh Tiongkok, Thailand, dan Vietnam. Hal ini berarti, jika ekonomi Indonesia tumbuh, maka Sulawesi Barat juga akan ikut tumbuh.

Sementara itu, saat ditanya terkait adanya rencana kegiatan impor beras sebesar 500.000 ton, Mendag mengaku saat ini Indonesia tengah masuk masa panen raya, sehingga untuk impor beras tidak akan dilakukan.

Namun, menurutnya, apabila setelah panen raya stok Bulog masih kurang, maka tidak menutup kemungkinan langkah impor beras akan tetap dilakukan. Tujuannya, tentu untuk mencukupi stok beras Bulog.

“Jadi seandainya stok Bulog kurang setelah panen raya, maka akan dijajaki melakukan pendekatan pada negara-negara yang punya beras banyak. Tapi kalau sekarang lagi panen raya, tidak impor beras,” ucap pria yang kerap disapa Zulhas tersebut.

Baca Juga: Kontroversi Willow Project, Proyek Pengeboran Minyak di Alaska

Di sisi lain, jelang Ramadhan dan lebaran, pihak Bulog menggandeng retail modern untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan, yakni dengan menyediakan 1.000 ton beras berkualitas premium.

Hal itu dilakukan sesuai dengan arahan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Jokowi meminta agar kebutuhan masyarakat harus dijamin dan mudah mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau.

Oleh karena itu, Bulog sudah menyiapkan beras yang SPHP maupun premium yang diharapkan dapat menekan harga beras yang masih terbilang mahal di pasaran.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler