Yayasan THK Dorong Pemda Bali Terapkan Tata Kelola Sampah Berbasis EPR

15 Maret 2023, 21:17 WIB
Media Gathering yang diselenggarakan Yayasan Tri Hita Karana di Denpasar, Rabu 15 Maret 2023. /RINGTIMES BALI/Laurensius Adrian Putra Segu

RINGTIMES BALI - Yayasan Tri Hita Karana (THK) mendorong stakeholder pemerintah daerah di Bali untuk menerapkan tata kelola sampah berbasis Extended Producer Responsibility (EPR).

Pengelolaan sampah berbasis EPR adalah mekanisme ketika suatu perusahaan/produsen penghasil sampah, diwajibkan bertanggung jawab terhadap produk kemasan yang dibuat atau dijual, untuk ditarik dan mendaur ulang sampah kemasannya.

Hal tersebut tertuang dalam media gathering yang diselenggarakan Yayasan Tri Hita Karana, di Hotel Inna Heritage Denpasar, Rabu, 15 Maret 2023.

Salah satu pembicara, dari akademisi yang juga pengamat lingkungan Dr. Ketut Gede Dharma Putra menegaskan, hal itu dapat terlaksana jika pemerintah daerah di Pulau Dewata, dapat melakukan pendekatan kepada produsen yang menghasilkan sampah.

Baca Juga: Wakil Rektor UNUD Akui Prihatin Usai Pimpinannya Ditetapkan Jadi Tersangka: Kita Tetap Ikuti Proses Hukum

"Masih banyak perusahaan atau produsen yang masih abai, padahal hal itu diatur dalam Undang -undang pengelolaan sampah no 18 tahun 2008 dan Permen LHK nomor P .75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen," jelas Gede Dharma.

Dia pun menyarankan pemerintah daerah segera berkomunikasi dengan produsen terkait penanganan sampah kemasan mereka.

"Lakukan pendekatan ke produsen melalui asosiasi pemerintah daerah," katanya.

Sementara Pejabat Fungsional Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kabupaten Badung, Nengah Sukarta, mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong produsen untuk mengelola sampah kemasannya.

Baca Juga: Sambut Pemilu 2024, Kesbangpol Bali Gelar Pendidikan Politik

Beberapa produsen, menurut dia,sudah menerapkan EPR. Salah satu contohnya Danone yang telah berperan aktif dalam penanganan sampah di wilayahnya.

Menurut dia, saat ini di Kabupaten Badung memproduksi 383 ton sampah per hari, 264 ton diantaranya diangkut ke TPA.

Selain itu, dalam kegiatan ini, juga diumumkan hasil brand audit sampah kemasan botol plastik, yang merupakan hasil kerja sama dengan tim peneliti independen dari Jakarta.

Hasil brand audit menunjukan, botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) dari produsen Danone, Mayora dan Coca-Cola menduduki posisi tiga besar atau 'Top 3' sampah kemasan yang terkumpul di Bali PET Collection Center dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku, Jimbaran.

Baca Juga: Tuntut Perbaikan Fasilitas Kampus dan SPI, Mahasiswa UNUD Gelar Audiensi dengan Wakil Rektor

Salah satu tim peneliti, Hartopo, menjelaskan brand audit dilakukan di tiga tempat yakni di Bali PET Collection Center Denpasar, Bali PET Collection Center Klungkung dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku Jimbaran, pada 17-25 Oktober 2022.

Dalam paparannya, ia mengatakan untuk TPST Jimbaran semua botol kemasan dipilah berdasarkan jenis dan merek, lalu dihitung.

Hal itu dimungkinkan karena jumlah sampah botol tidak banyak. Sementara untuk Bali PET Collection Center Denpasar dan Klungkung, karena jumlah botol mencapai 5 ton per hari, diambil sampel masing-masing 400 Kg dan 100 Kg.

Hasilnya, untuk Bali PET Collection Center Denpasar, produsen Danone, Mayora dan Coca-Cola menduduki posisi tiga besar atau 'Top 3' masing - masing 62. 269 buah (58%) , 9.918 buah (9 %) dan 7 890 buah (7 %).

Baca Juga: Tuntut Perbaikan Fasilitas Kampus dan SPI, Mahasiswa UNUD Gelar Audiensi dengan Wakil Rektor

Brand yang masuk dalam 'Top 10' yaitu Sariguna Primatirta (4%) Amarta Indah Otsuka (3 %), Sinar Sosro (3 %),Wings (2 %), Djoyonegoro (2%) Santos Jaya Abadi (1%) Orang Tua (1%).

Untuk Bali PET Collection Center Klungkung posisi 'Top 3' lagi-lagi ditempati Danone, Mayora dan Coca Cola masing-masing 20.489 buah (56%), 3.519 buah (10 %) dan 2.896 (8 %).

Sedangkan di TPST Samtaku Jimbaran, posisi tiga besar juga ditempati Danone, Mayora dan Coca Cola, dengan jumlah 8.448 buah (46%) , 2.221 buah (12 %) dan 1.926 buah (10 %).

Lalu menyusul brand Sinar Sosro (6%), Sariguna Primatirta (5%), Wings (5%), Indofood (3%) dan Orang Tua (3%).

Baca Juga: Prediksi Cuaca untuk Kota Denpasar dan Sekitarnya Kamis, 16 Maret 2023

Selain itu untuk jenis plastik HDPE (High Density Polyethylene) hanya ditemui tiga brand yakni Unilever sebanyak 127 buah (70%), Indofood 36 buah (20%) dan WINGs 18 buah (10%).

Untuk kategori botol PP (Polypropylene), Danone berada di tempat teratas dengan 3.512 buah (64%), Orang Tua 1.440 buah (26%), Wings sebanyak 302 buah (6%), dan Sunctory 196 buah (4%). Sedangkan untuk jenis plastik PS (Polystyrene) hanya didapati 1 brand yakni Yakult sebanyak 2.714 buah.

"Dari sini, bisa disimpulkan gambaran umum penanganan sampah botol PET di Bali, karena Bali PET Collection Center merupakan pengumpul dan pengolah PET terbesar, yang memiliki jaringan pengepul dan pemulung sampai pelosok Bali," jelas Hartopo.

"Lalu untuk TPST Samtaku Jimbaran, sampai saat brand audit dilakukan, adalah pengolah sampah terbesar di Bali," tambahnya.

Baca Juga: Prediksi Cuaca untuk wilayah Nusa Dua dan Sekitarnya Kamis, 16 Maret 2023

Sementara itu, Ketua Yasayan Tri Hita Karana, I Gusti Ngurah Wisnu Wardana, mengatakan, masih ditemukannya banyak botol PET di TPST Samtaku Jimbaran merupakan kabar baik.

Hal itu menunjukkan bahwa sampah PET yang tidak dipungut oleh pemulung atau tak tersalurkan ke Bank Sampah dan TPS3R masih dapat tertangani.

Semestinya botol PET tersebut, harus diambil oleh pemulung, tersalur ke Bank sampah atau tersaring di TPS3R, karena nilai ekonominya tinggi.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalaupun ada botol PET yang mencemari lingkungan seharusnya volumenya tidak signifikan.

Baca Juga: Drama Baru Family akan Diperankan Jang Hyuk dan Jang Nara: Keluarga Sempurna dengan Genre Komedi Agen Hitam

"Semakin banyak TPST dibangun maka akan memperkecil peluang sampah plastik, termasuk botol PET, yang tak terkelola. Alangkah baiknya kalau para produsen mensupport collection center dan TPST di berbagai daerah, terutama di Bali," ujar Wisnu Wardana.

Sedangkan, menurut Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kota Denpasar, Adi Wiguna, mengakui peran PET collection center dan para pengepul limbah kemasan memiliki dampak positif dalam penangangan sampah plastik di wilayahnya.

"Karena kehadiran mereka memudahkan para pemulung dan pengumpul sampah menjual barangnya," tandas Adi Wiguna. ***

Editor: Mahatmanta

Tags

Terkini

Terpopuler