Cyclon Tropis Gabrielle Melibas Kawasan Utara Selandia Baru, Lebih dari 5 Warga Meninggal

17 Februari 2023, 07:39 WIB
Badai Cyclon Tropis Gabrielle terjang Selandia Baru, ribuan warga mengungsi. /Abdul Munim/New Zealand Defence Force/Handout via REUTERS

RINGTIMES BALI - Selandia Baru diterpa Badai Cyclon Tropis Gabrielle yang menyebabkan ribuan orang mengungsi dan dikabarkan 5 orang tewas. 

Warga di Selandia Baru awalnya merasakan hujan setinggi 20 cm dan gelombang pasang setinggi 11 meter (36 kaki). Ini hanya dalam 24 jam pertama Badai Cyclon Tropis Gabrielle menerpa.

Beberapa kota di Selandia Baru sudah tergenang air akibat curah hujan akibat Badai Cyclon Tropis Gabrielle yang mencapai rekor dua minggu yang lalu.

Pihak berwenang Selandia Baru pada hari Kamis mengkonfirmasi ulang bahwa orang kelima telah meninggal. Dampak dari badai tropis ini menerpa lebih dari 30 distrik. 

Ribuan orang mengungsi akibat banjir, kerusakan jalan, kesulitan bahan pokok, dan berbagai kesulitan.

Baca Juga: Korban Gempa Turki Selamat Setelah Berhasil Dievakuasi di Provinsi Antakya

Pemerintah dikatakan mengkhawatirkan wilayah Hawke's Bay yang penuh dengan lahan pertanian, pegunungan terjal dan kota-kota yang terpencil.

Sekitar 140.000 orang masih belum mendapatkan aliran listrik, meskipun aliran listrik perlahan-lahan mulai pulih di wilayah North Island.

Sekitar 300 orang diselamatkan oleh personil militer dengan menggunakan helikopter, dari atap-atap rumah dan bangunan. Pemerintah, pada hari Selasa, mengumumkan keadaan darurat, yang ketiga kalinya dalam sejarah negara ini.

Warga menunggu pihak terkait melaksanakan misi penyelamatan dengan helikopter, dan mengirim kebutuhan pokok untuk bertahan di berbagai lokasi pengungsian. 

Baca Juga: Gempa Turki-Suriah: Truk Bantuan PBB Lintasi Bab Al-Salam

Pihak tanggap darurat setempat bersama kepolisian, militer, mengatakan bahwa mereka masih belum dapat menghubungi lebih dari 1.400 orang hingga Rabu sore. 

Badai Cyclon Tropis Gabrielle, menerjang di Pulau Utara Selandia Baru itu pada hari Minggu. Badai ini berlanjut dalam waktu yang lama, mengakibatkan kerusakan dan situasi darurat di pantai timur Pulau Utara.

"Kami menunggu dan akhirnya melewati masa-masa terburuk dari badai ini, namun kami belum keluar dari bahaya besar kedepannya," ujar Menteri Manajemen Darurat Kieran McAnulty dalam sebuah konferensi pers.

"Badai tropis ini adalah bencana kategori besar signifikan. Sudah memakan waktu berminggu-minggu bagi daerah-daerah yang paling terdampak kerusakan," ujar Kieran.

Baca Juga: Update Gempa Turki-Suriah: Warga di Barat Laut Suriah Kecewa Dengan PBB

"Pemulihan membutuhkan waktu lebih lama dari diperkirakan," katanya, seraya menambahkan bahwa negara ini akan menghadapi bencana ini dalam jangka panjang," tambah Kieran. 

Berbicara dalam sebuah jumpa pers yang disiarkan di televisi nasional, Perdana Menteri Chris Hipkins mengumumkan bahwa semua warga yang terdampar di atap rumah karena banjir telah diselamatkan.

Chris Hipkins akan memperpanjang masa darurat dan mengirimkan bantuan pokok bagi seluruh warga yang mengungsi. Chris Hipkins memperingatkan bahwa situasi tetap berbahaya beberapa hari lagi.

"Harap diperhatikan, jangan kembali ke rumah Anda sampai Anda telah diberi peringatan khusus untuk kembali ke rumah. Menunggu waktu yang aman," kata Hipkins.***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler