Sekda Buleleng Suyasa Instruksikan Penanaman Cabai di Seluruh Desa dan Kelurahan

23 Agustus 2022, 17:45 WIB
Sekda Suyasa minta gencarkan gerakan menanam cabai di desa/kelurahan saat mengikuti Rapat Koordinasi Pengawasan dan Pengendalian Inflasi secara virtual di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng pada Selasa, 23 Agustus 2022. /Dok. Pemerintah Kabupaten Buleleng

RINGTIMES BALI - Menyikapi kondisi inflasi yang masih terjadi di Kabupaten Buleleng, Sekda Drs. Gede Suyasa, M.Pd menginstrusikan Dinas Pertanian setempat untuk melakukan gerakan menanam cabai di seluruh desa/kelurahan.

Hal tersebut disampaikan Sekda Suyasa usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengawasan dan Pengendalian Inflasi secara virtual di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng pada Selasa, 23 Agustus 2022.

Sekda Suyasa menerangkan bahwa pihaknya telah mengerahkan dua perusahaan daerah, yaitu Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra untuk melakukan intervensi terhadap komoditi kebutahan pokok yang mengalami inflasi cukup besar.

Baca Juga: Satpol PP Buleleng Raih Juara Turnamen Futsal Bupati Buleleng Cup VIII

“Inflasi pada bulan Juli lalu sudah turun drastis mencapai 0,4%. Memang terlihat turun, namun secara kumulatif masing tinggi. Tercatat perhitungan inflasi di Buleleng tahun pertahun skala Nasional mencapai 4%. Kami harapkan bisa deflasi bulan berikutnya,” ucapnya.

Sekda Suyasa yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng tersebut meminta gerakan menanam cabai di seluruh desa/kelurahan bertujuan agar dapat mengendalikan inflasi khususnya komoditas cabai yang selalu terjadi setiap tahunnya.

Sebagai bentuk strategis mengendalikan inflasi, khususnya harga cabai, ia meyakini gerakan menanam cabai seluruh desa/kelurahan dan juga seluruh SKPD lingkup Pemkab Buleleng dapat memberikan dampak besar terhadap penurunan harga cabai di pasar.

Baca Juga: Cacar Monyet Terdeteksi di Indonesia, Kadis Kesehatan Bali: Belum Ada Vaksin untuk Menanggulangi

Gerakan menanam cabai secara masif tersebut juga diyakini dapat menjawab pemenuhan pasokan sebesar 30%.

Ia menerangkan jika cabai telah berbuah dan dinikmati untuk konsumsi sendiri, maka dapat mengurangi kebutuhan pasar dan otomatis dapat menekan harga agar tidak naik.

Sementara itu, Kadis Pertanian Buleleng Ir. Made Sumiarta menyampaikan penganggaran untuk gerakan menanam cabai seluruh desa/kelurahan itu akan diusulkan pada proses perubahan anggaran Oktober mendatang.

Baca Juga: 4 Pelaku Judi Online Berhasil Dibekuk dalam Sehari, Kapolres Badung: Tidak Ada Ruang untuk Pelaku Judi

Nantinya, setiap desa/kelurahan melalui kelompok wanita tani (KWT) wajib menyiapkan lahan seluas 10 are untuk ditanami bibit cabai.

“Kita kan punya 148 desa, kalau kita bisa menanam 100 desa saja masing-masing 10 are kan lumayan kita dapat 10 hektar. Ideal produksi cabai untuk luasan 10 are itu kan 1,5 ton, bayangkan nanti kita punya kurang lebih sekitar 15 ton untuk 10 hektar,” terangnya.

Terkait penganggaran yang akan diusulkan, Kadis Sumiarta berencana memasang anggaran sebesar Rp200 juta untuk bantuan berupa benih, pupuk organik, dan anorganik.

Baca Juga: Polda Bali Ungkap Penyebab Ledakan Kompor Ngaben Massal di Blahbatuh yang Merenggut 2 Nyawa

Kemudian, pengelolaan cabai oleh KWT itu akan menggandeng perumda di Buleleng terkait pemasaran produksi cabai.

Hal penting yang menjadi prioritas yaitu masing-masing desa/kelurahan mampu mandiri terhadap kebutuhan cabai.

Ia berharap dengan usulan anggaran pada perubahan disetujui, sehingga tahun ini sudah dapat disalurkan kepada KWT di masing-masing desa.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: bulelengkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler