Jokowi Tinjau Inovasi Minyak Makan Merah Di Medan

8 Juli 2022, 07:23 WIB
Jokowi meninjau proses pembuatan minyak makan merah yang dapat mencegah stunting pada anak atau kekerdilan pada anak. /YouTube/Sekretariat Presiden/

RINGTIMES BALI - Presiden Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi, melakukan peninjau mengenai inovasi minyak makan merah. 

Jokowi meninjau proses pembuatan minyak makan merah yang dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kampung Baru, Kota Medan pada Kamis, 7 Juli 2022. 

Dilansir dalam website resmi Sekretariat Kabinet (setkab.co.id) pada tanggal 8 Juli 2022, Jokowi melakukan tinjuan untuk melihat bagaimana pengolahan kelapa sawit menjadi minyak makan merah. 

Baca Juga: Pemerintah Wajibkan Booster, Bandara Ngurah Rai Siapkan Posko Vaksinasi

Minyak makan merah merupakan alternatif pangan fungsional dalam membantu pencegahan stunting atau kekerdilan masyarakat di Indonesia.

Dalam tinjauannya, Jokowi didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. 

Selain itu, tampak Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi turut mendampingi Jokowi. 

Baca Juga: Kemenag RI Imbau Masyarakat Tetap Patuhi Prokes saat Idul Adha

Kepala PPKS Medan, Edwin Lubis menerangkan bahwa minyak makan merah ini jauh lebih baik dari pada minyak goreng biasa. 

“Minyak makan merah ini tidak hanya bisa berfungsi untuk menggoreng, tapi bisa juga untuk suplemen untuk membantu masyarakat kita dari stunting karena nilai gizi dari minyak makan merah ini sangat besar dibanding dengan minyak goreng yang beredar di pasaran,” ujar Kepala PPKS Edwin Lubis dalam keterangannya.

Edwin menambahkan keunggulan dari minyak makan merah ini terletak pada nilai gizi dan kandungan vitamin A dan E yang lebih tinggi dari minyak biasanya. 

Baca Juga: Nasabah BRI Alami Kejahatan Social Engineering Akibat Berikan Data Transaksi

Produksi minyak makan merah ini dikembangkan oleh UMKM, karena nilai inventasinya terbilang rendah dari pada pabrik. 

“Ini diharapkan dibangun di sentra atau di daerah-daerah pedesaan sehingga pasti akan lebih murah karena biaya logistiknya bisa dikatakan tidak ada,” kata Edwin 

Edwin menambahkan sosialisasi dan edukasi mengenai minyak makan merah ini perlu dilakukan karena ada perbedaan dari warna. 

Baca Juga: Presiden dan Ibu Iriana Kunjungi Pasar Petisah, Bagikan Bansos Hingga Beli Jagung

Selain itu pengembangan inovasi minyak makan merah ini perlu didukung oleh seluruh stakeholder, yang dapat menjadi salah satu pemenuhan gizi masyarakat Indonesia.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler