Keanehan Sarana Upacara Ngaben yang Tidak Bisa Terbakar Sedikitpun di Setra Tabanan

17 Februari 2022, 17:07 WIB
Keanehan sarana upacara ngaben yang tidak bisa terbakar sedikitpun di setra Tabanan /Instagram/@ardi_sumardika

 

RINGTIMES BALI – Ngaben merupakan salah satu tradisi di Bali, yang dimana prosesnya merupakan pembakaran mayat disertakan dengan banten atau sesajen.

Upacara Ngaben memiliki makna dimana arwah seseorang diharapkan dapat mencapai moksa dan menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Namun, ada beberapa wilayah di Bali yang tidak melakukan Ngaben, misalnya seperti hanya ditanam bahkan mayatnya dibiarkan begitu saja seperti tradisi yang ada di desa Trunyan.

Baca Juga: Pada Suatu Pemeriksaan Laboratorium, Diuji Urine Pasien, Kunci Jawaban IPA Kelas 8 Halaman 112 Semester 2

Ngaben dilakukan tidak oleh semua umat Hindu Bali, karena ada beberapa perhitungan seperti anak kecil atau bayi yang meninggal, mayatnya tidak boleh dibakar. Anak yang belum pernah kepus gigi (gigi susunya copot) juga tidak boleh diaben, tapi hanya dikubur.

Dikutip dari akun tiktok @diahteja11, ada salah satu desa di Tabanan yang ternyata memiliki tradisi Ngaben yang unik.

Disebutkan di Desa Buwit, kecamatan Kediri, Tabanan, memiliki tradisi Ngaben yang agak berbeda dari biasanya.

Baca Juga: Mengapa Bila Kita Berada dalam Kondisi Panas Tubuh Mengeluarkan Banyak Keringat, Kunci Jawaban IPA Kelas 8

Di Desa Buwit ada sebuah Setra Gede (kuburan) yang memiliki sejarah unik dari waktu yang cukup lama.

Bendesa adat Desa Buwit mengatakan bahwa di Setra Gede itu tidak bisa menggunakan sarana api untuk membakar jenazah sebagaimana makna tradisi Ngaben yang sebenarnya.

Prosesi Ngaben disana tidak bisa dilakukan karena api tidak mau menyala dan sama sekali tidak bisa membakar sarana persembahyangan dan upacara.

Baca Juga: Kronologis Kecelakaan Pengendara Mobil dengan 5 Pelajar di Kuta Bali Dini Hari

Ada juga cerita bahwa pernah terjadi kebakaran di sebuah ilalang yang berada tepat disamping Setra Gede, namun area Setra Gede sama sekali tidak terjamah api.

Sampai saat ini, warga setempat bahkan tidak tahu apa alasan Setra Gede tidak bisa terbakar sama sekali dan menyimpan hal magis yang menimbulkan banyak pertanyaan.

Warga desa pun mencari cara alternatif untuk melakukan prosesi Ngaben dengan cara dikubur. Namun, bukan hanya dikubur begitu saja.

Jadi, prosesi Ngaben tersebut dilakukan seperti pada umumnya menggunakan bade (wadah) dan lembu serta bebantenan Ngaben sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Jadwal Laga Persib vs Persipura Resmi Diubah, Maung Bandung Langsung Jalani Latihan Pemulihan

Ketika tiba di Setra Buwit, jenazah akan dikuburkan. Untuk liang lahat jenazah posisinya bebas, tanpa identitas berupa batu nisan atau gundukan.

Prosesi Ngaben pun dilakukan karena jenazah sudah diturunkan dan akan dikuburkan. Ada sesuatu yang diambil dan dibentuk menyerupai tubuh manusia.

Kemudian, dilakukan prosesi Nyekah sampai Nganyut ke sungai. Sedangkan, jenazah yang sudah selesai dikubur dibiarkan dan dianggap sudah melewati prosesi Ngaben.

Sarana seperti bade dan lembu yang digunakan saat mengiringi jenazah diletakan di sebelah utara Setra.

Karena semakin banyaknya ada jenazah yang dikubur, disamping itu juga lahan kuburan tidak begitu luas, warga sempat ingin untuk membakar saja sarana bade dan lembu itu.

Namun, setelah meminta petunjuk secara niskala ternyata tidak diberikan izin. Akhirnya, hingga kini bade dan barang lainnya diletakkan begitu saja di Setra.

Hanya saja, untuk jenazah kadang harus ditumpuk bahkan tidak jarang saat mencangkul tanah, tanpa sengaja membuka kembali kuburan dari jenazah sebelumnya yang belum mengering. Hal ini karena tidak adanya penanda seperti nisan atau sejenisnya.

Warga desa akhirnya memutuskan membuat Setra baru. Hingga saat ini, warga Desa Buwit melaksanakan prosesi tersebut.

Jika tetap ada warga yang ingin membakar jenazah, pemangku desa pun tidak bisa ikut campur akan karma yang akan didapatkan orang tersebut.

Konon, Setra di Desa Buwit dahulunya merupakah wilayah Braban. Di Braban ada sebuah pura yang disucikan yaitu Pura Tanah Lot.

Ketika melaksanakan upacara pembakaran mayat, asap dari prosesi tersebut tidak terbang atau berhembus sampai ke area pura. Kepercayaan inilah yang terus dipegang teguh oleh masyarakat setempat.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler